“Selama hampir tiga tahun menjalani pandemi Covid-19, kita menyaksikan institusi pendidikan tinggi mampu memberi penawar ataupun solusi konkret atas berbagai persoalan global. Salah satunya vaksin Covid-19, berhasil diproduksi lewat kolaborasi riset yang juga melibatkan insan pendidikan tinggi,” kata Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin dalam pidato sambutannya pada hari pertama pelaksanaan QS Summit 2022 (Selasa, 09/11) yang diselenggarakan di Hotel Intercontinental, Jakarta. Universitas Indonesia (UI) bersama QS merupakan tuan rumah QS Summit 2022, dengan co-host Prince Songkla University (Thailand).
Konferensi ini dihadiri oleh 1060 peserta yang berasal dari 40 negara di seluruh dunia dengan menerapkan protokol kesehatan. Lebih dari 100 pembicara dari dalam negeri dan luar negeri berpartisipasi dalam konferensi pendidikan tingkat tinggi se-Asia Pasifik ini. Salah seorang pembicara tersebut adalah Kay Poh Gek Vasey, pendiri MeshMinds, yang melibatkan seniman, ahli teknologi, mudah diakses, dan berkelanjutan bagi semua generasi. Ia memaparkan tentang augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan perkembangan teknologi yang belum terbayangkan sebelumnya. Pada tahun 2022, The MeshMinds Foundation bermitra dengan Meta, sehingga memungkinkan para seniman (pelukis, musisi, misalnya) menggunakan augmented reality dan virtual reality untuk membawa audiens baru ke seni pertunjukan tempo dulu.
QS Summit 2022 diselenggarakan untuk pertama kalinya secara hybrid di Hotel Intercontinental Jakarta, setelah tiga tahun diselenggarakan secara virtual akibat pandemi Covid-19. Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa perlu ada upaya mengupayakan perluasan akses pendidikan yang terbuka dan setara di kawasan Asia Pasifik karena hal itu bukan hal yang sederhana. Sehingga, berbagai upaya dan terobosan harus terus dilanjutkan, termasuk bersama-sama mengupayakan penguatan konektivitas dan kolaborasi antarperguruan tinggi se-Asia Pasifik.
“Saya juga berharap semakin banyak perguruan tinggi di Indonesia akan mendapat rekognisi sebagai world class university. Kuncinya ada pada transformasi, inovasi dan kolaborasi yang terus diperluas. melalui forum ini, para akademisi dan praktisi pendidikan, khususnya perguruan tinggi, dapat saling berbagi pengalaman dan strategi. Terus giatkan kerja sama agar semakin banyak perguruan tinggi berkelas dunia, dan pendidikan tinggi terjangkau bagi semua,” kata KH. Ma’ruf Amin.
Sementara itu, Rektor UI Prof. Ari Kuncoro SE, MA, Ph.D., menyampaikan konferensi pendidikan ini memberikan kesempatan bagi para akademisi untuk berdiskusi mengenai peran perguruan tinggi pascapandemi. Selain itu, perguruan tinggi juga sangat beperan dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berdaya saing global di kawasan Asia Pasifik.
“Oleh karena itu, tema The Next Big Thing: Addressing new opportunities and existing challenges in APAC higher education merupakan momentum yang tepat. Hal ini untuk memastikan bahwa perguruan tinggi tetap memainkan peran yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia industri Asia Pasifik serta sektor publik, melalui kegiatan akademik, penelitian, inovasi dan pelayanan publik,” kata Prof. Ari.
Sebagai tuan rumah utama QS Higher Ed Summit: Asia Pacific 2022, hal ini merupakan tonggak penting bagi UI untuk menjadi salah satu universitas terkemuka di Asia. Selain itu, acara ini juga akan menjadi platform bagi UI dan universitas terkemuka Asia lainnya untuk bertukar ide, meningkatkan keterlibatan global, belajar satu sama lain, dan mencari solusi bersama untuk masyarakat dan masalah global dalam hal penelitian dan kegiatan akademik.
QS Summit 2022 diisi dengan berbagai kegiatan meliputi pemaparan dari para pakar, diskusi panel, debat, dan terdapat 60 stan pameran perguruan tinggi dari berbagai universitas di wilayah Asia Pasifik untuk dapat mendorong dan menciptakan kemitraan baru. Dalam pameran tersebut, UI menampilkan beberapa hasil riset, pengabdian masyarakat (Pengmas), dan student mobility program. Ketiganya merupakan topik yang sering dibicarakan dengan beberapa perguruan tinggi luar negeri, seperti Bus Listrik Merah Putih UI, SWAB Flock, Pengmas Batik Banten, dan exchange program bagi mahasiswa.
Selain itu, pada saat pameran berlangsung terdapat beberapa topik menarik lainnya yang membuat perguruan tinggi luar negeri ingin membangun kerja sama dengan UI, diantaranya adalah program untuk para pengajar agar diberi kesempatan untuk belajar dalam bentuk cultural exchange and educational pedagogy method yang nantinya dapat diimplementasikan di negara masing-masing.
“Untuk riset, banyak perguruan tinggi di luar negeri tertarik dengan program riset bus listrik dan SWAB flock karena ini menjadi peran aktif UI dalam mengimplementasikan Sustainable Development Goals dan menjadi sebuah komitmen nyata untuk UI berkontribusi dalam kemajuan teknologi hijau. Perguruan tinggi luar sangat tertarik untuk bekerja sama dalam bidang join-research dari program bus listrik, banyak juga yang tertarik dengan kultur Indonesia dikarenakan pengmas UI yang menjadikan motif-motif batik pot,” ujar Rini Febriani, Penanggung Jawab Booth dan Media Sosial UI.