id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Dosen FKUI: Ebola Sulit Sampai ke Indonesia

ebola 1Meski tengah menjadi perbincangan di dunia, masyarakat Indonesia tidak perlu cemas dengan kemunculan virus ebola, virus yang kini mewabah di Afrika Barat. Jarak yang jauh di Afrika membuat virus ini akan sulit sampai ke Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh dr. Ari Fahrial Syam, staf pengajar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Menurut Ari, penularan virus tersebut hanya dapat terjadi jika ada kontak langsung dengan penderita. Ia memberikan gambaran, penerbangan dari Afrika ke Indonesia memerlukan transit di beberapa tempat. Sementara itu, virus ebola bekerja dengan cepat sehingga penderita yang terinfeksi akan langsung mengalami penyumbatan pembuluh darah.

Ari menambahkan, tidak seperti virus pada penyakit flu, virus ebola menyebar melalui kontak langsung dengan darah atau cairan yang berasal dari tubuh penderita. Virus ini tidak mudah menyebar. “Kita tidak perlu cemas,” tegasnya.

Virus ebola pertama kali menyebar dari hewan liar seperti monyet, gorila, dan simpanse ke manusia yang selanjutnya menyebabkan penularan dari manusia ke manusia. Gejala yang ditimbulkan virus ini, lanjut Ari, sama seperti gejala infeksi virus pada umumnya. Pasien yang terkena infeksi virus ebola akan mengalami panas tinggi, nyeri otot, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.

Selanjutnya, virus ini menyerang sel-sel darah dan menyebabkan penyumbatan-penyumbatan lokal pembuluh darah. Pada akhirnya, infeksinya akan merangsang terjadinya gangguan sistem pembekuan darah dan dan menyerang hati, ginjal, otak, usus, dan mata. “Virus ebola menyerang ke pembuluh darah, disebut juga demam berdarah ebola sebenarnya,” jelas Ari.

Virus ebola merebak seiring dampak pemanasan global yang semakin meluas. Menurut Ari, pemanasan global memang tak jarang memicu kemunculan virus baru dan membangkitkan virus-virus lama. Ia menyebutkan virus malaria dan polio sebagai contoh. Di beberapa wilayah di dunia, kedua virus tersebut muncul kembali setelah sekian lama menghilang.

Demikian halnya dengan virus ebola. Virus ini memang sudah muncul sejak beberapa tahun lalu. Namun, akibat pemanasan global, penyebaran virus ini semakin meluas. Angka kematian akibat virus ebola juga semakin tinggi.

Meski tampak mengerikan, menurut Ari, semua virus pada dasarnya dapat dihindari jika daya tahan tubuh baik. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga daya tahan tubuh adalah olahraga secara teratur, menghindari konsumsi alkohol, dan tidak merokok. Selain itu, penting pula menjaga lingkungan agar tetap bersih, termasuk dalam memilih makanan. “Kalau daya tahan tubuh kita baik, kita tidak  akan mudah terinfeksi,” pungkasnya. (KHN)