id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Beri Penghargaan Makara Utama untuk Ki Manteb Soedharsono

18065545905_c639913aab_kJumat (22/05/2015) UI memberikan penghargaan Makara Utama bidang sosial budaya kepada Ki Manteb Soedharsono. Penghargaan tersebut diberikan oleh Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M. Met. di Balairung UI, Depok. Acara pemberian penghargaan ini merupakan bagian kegiatan dari acara Gebyar Wayang 2015 yang berlangsung dari tanggal 21—23 Mei 2015 di UI.

Pemberian penghargaan tersebut didasarkan atas dedikasi Ki Manteb Soedharsono kepada dunia wayang di Indonesia. Ia dianggap sebagai sosok dalang yang peduli terhadap pengembangan dan pelestarian wayang kulit purwa. Selain itu, Ki Manteb juga merupakan sosok yang membawa pembaharuan dan kreativitas dalam dunia pewayangan kulit di Indonesia.

Tim penilai yang terdiri dari Prof. Dr. Susanto Zuhdi, Dr. Untung Yuwono, Dr. Lily Tjahyandari, Darmoko, S.S., M. Hum., dan Dwi Woro Retno Mastuti, S.S., M.Hum tersebut menilai bahwa Ki Manteb patut menerima penghargaan itu atas dasar lima konteks keunggulan yang melekat pada dirinya.

Pertama, konteks pribadi. Perjalanan hidup dari Ki Manteb telah membuktikan bahwa ia merupakan sosok yang tahan banting dan memiliki sikap giat, tekun, dan gigih sehingga patut diteladani oleh siapa pun. Kedua, konteks sosial kemasyarakatan. Pelestarian dan pengembangan wayang purwa yang dilakukan Ki Manteb tidak hanya dilakukan di lingkungan sanggar (informal), namun juga pada institusi pendidikan formal di Institut Seni Indonesia sebagai Dosen Luar Biasa, sehingga ilmu dan kreatifitas yang dimilikinya memiliki manfaat untuk masyarakat.

Keunggulan lainnya adalah konteks masyarakat akademis. Kegiatan pelestarian dan pengembangan wayang kulit purwa yang dilakukan Ki Manteb sesuai dengan salah satu tujuan UI, yaitu mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan Indonesia. Selanjutnya, konteks nasional. Kualitas seni pewayangan dan pedalangan wayang kulit purwa yang diolahnya menempatkan dirinya sebagai budayawan nasional yang membanggakan sehingga dapat menginspirasi lebih banyak lagi orang untuk menghargai dan mengembangkan wayang kulit di Indonesia.

Pertimbangan terakhir adalah konteks global. Wayang kulit purwa yang dikembangkan Ki Manteb melalui kreativitasnya telah membuat wayang purwa populer hingga ke mancanegara sehingga wayang kulit menjadi suatu produk kebudayaan Indonesia yang membanggakan di mata internasional.

Dalam pidatonya pada acara tersebut, Rektor UI berharap bahwa pemberian penghargaan ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk menyadari dan melestarikan kebudayaan Indonesia, khususnya wayang kulit. “Kebudayaan adalah sebuah aset bangsa,” ucapnya.

Acara Gebyar Wayang 2015 terselenggara atas kolaborasi antara Komunitas Wayang UI dan Komunitas Gamelan Jawa Sekar Widya Makara UI. Mengusung misi pelestarian wayang sebagai ciri budaya bangsa bersama seluruh elemen kampus UI, Gebyar Wayang UI merupakan usaha konkret pemerhati budaya asli Indonesia terhadap terpaan ideologi dan budaya asing yang sangat besar pada generasi muda negeri ini.

Menurut Ketua Pelaksana Gebyar Wayang UI 2015, Desiree Zuraida, penyelenggaraan acara ini mendapatkan antusiasme yang tinggi dari mahasiswa. “Tahun ini antusiasme dan semangat mahasiswa yang bergabung sebagai panitia Gebyar Wayang UI sangat luar biasa. Komposisi panitia tahun ini 90 persen berasal dari mahasiswa yang mayoritas pertama kali bersentuhan dengan dunia wayang,” ungkap Desiree.

 

Penulis : Wanda Ayu / Bintoro Agung

 

 

 

Related Posts