Penggunaan herbal atau jamu sebagai alternatif pengobatan hipertensi saat ini tengah menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia. Namun, penggunaannya tidak sepenuhnya mampu menurunkan tekanan darah. Masyarakat tetap dapat menggunakan herbal tersebut bersamaan dengan obat sintetik.
Kumis kucing merupakan salah satu tanaman herbal yang telah dikenal masyarakat untuk mengobati hipertensi. Selain kumis kucing, juga terdapat obat kimia terbaru yang dapat digunakan untuk mengatasi hipertensi yaitu irbesartan. Kombinasi penggunaan kedua bahan tersebut dapat dimungkinkan, namun dampak dari penggunaannya secara bersamaan belum tentu dapat menghasilkan sesuatu yang signifikan.
Nurmeilis dalam disertasinya yang berjudul “Studi interaksi Farmakokinetik dan Farmakodinamik Irbesartan dengan Estrak Etanol Herba Kumis Kucing” meneliti dampak dan efek dari penggunaan kumis kucing dan irbersartan pada penyakit hipertensi.
Metode yang digunakan adalah metode induksi terhadap tikus putih jantan galur Sprague Dawley. Tikus tersebut selama dua minggu diberikan larutan oral kombinasi kumis kucing dan irbesatan. Setelah itu, diambilah sampel urin dan plasma dari tikus tersebut.
Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah penggunaan kombinasi kedua bahan tersebut dapat meningkatkan kadar toksin pada organ ginjal. Efek penurunan tekanan darah dari percampuran kedua bahan ini juga tidak terlalu berbeda dengan pemakaian kedua bahan tersebut secara terpisah.
Dalam sidang disertasi yang berlangsung pada Senin (4/1/2016) di Ruang Promosi Doktor Fakultas Farmasi UI, Nurmeilis mengatakan bahwa tren penggunaan bahan herbal harus disikapi hati-hati oleh masyarakat. “Masyarakat cenderung menganggap bahwa penggunaan bahan herbal sudah 100% aman, padahal efek yang ditimbulkan ke tubuh itu sangat tergantung dengan cara pemakaian dan dosis yang dipakai,” ungkapnya.
Penulis : Wanda Ayu A
