id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Mengembangkan Kemampuan Menjadi Pemimpin

shutterstock_272653865

Menyongsong kesiapan bersaing dengan masyarakat global, salah satu bekal penting yang perlu dikembangkan adalah kemampuan menjadi seorang pemimpin.

Berangkat dari persoalan sederhana seperti membimbing dan yakin pada diri sendiri termasuk ranah pengembangan kemampuan kepemimpinan. Bekal tersebut dapat dipelajari dari mana saja, orang-orang di sekitar, hingga mereka-mereka yang memegang sekelumit tanggung jawab kepemimpinan di jajaran organisasi tertentu.

Membawa semangat yang sama, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) bekerja sama dengan Unilever Indonesia menyelenggarakan kuliah umum seputar kepemimpinan di Auditorium FEB UI, Kamis (26/05/2016).

Kuliah umum bertemakan “Building Futureproof Leaders with Purpose Driven Leadership” tersebut menghadirkan langsung Presiden Direktur Unilever Indonesia Hemant Bakshi untuk membagikan pandangannya tentang menjadi seorang pemimpin yang harus menghadapi segala tantangan hidup di era digital saat ini.

Pemimpin saat ini gampang-gampang susah yang jelas harus pandai membaca situasi. Hemant Bakshi memaparkan kondisi Indonesia dan dunia lima tahun mendatang, tepatnya sekitar tahun 2020.

Tentunya jumlah manusia akan bertambah, digitalisasi informasi yang makin pesat, perubahan iklim, segala pergeseran ke arah global, dan keadaan dunia yang makin menyatu dan terhubung satu sama lain.

Di balik kemajuan yang diprediksikan terjadi lima tahun mendatang tersebut, sebenarnya paradoks muncul bersamaan degan perkembangan dunia. Standardisasi, optimisme global dan kekhawatiran menyerang lokalitas, dan gambaran more connected yet less connected.

Menghadapi keadaan semacam itu, dunia membutuhkan sosok pemimpin yang tahu akan melangkah ke mana, tidak selalu harus pandai membuat rencana jangka panjang. Yang paling penting adalah memiliki tujuan yang jelas dan pandai beradaptasi.

Setidaknya terdapat empat prinsip kepemimpinan yang baik menurut Hemant Bakshi, di antaranya adalah authenticity, responsibility, commitment, dan contribution. Prinsip pertama berarti bahwa sosok pemimpin harus jujur dan berani mengambil risiko, menjadi diri sendiri dalam situasi apapun.

Prinsip responsibility, berarti If it Is To be it Is Up To Me atau berani mengambil tantangan dan mempersiapkan diri akan segala kemungkinan hasil yang dicapai. Selanjutnya, berkaitan dengan komitmen, bagaimana kita mempertahankan niat dan target yang telah disusun. Do or Do Not, tidak ada yang namanya fase coba-coba.

Menjadi pemimpin juga melibatkan prinsip contribution, bagaimana seseorang ‘memberi’ sesuatu bagi lingkungannya. “It’s not what we do, but who we are,” tukas Hemant Bakshi menutup pemaparannya. Setiap orang memiliki porsi kepemimpinannya masing-masing.

Dalam hal ini, bukan soal bagaimana pemimpin dilihat mampu mengorganisasi visi, misi, dan targetnya dalam mencapai keberhasilan, tetapi juga bagaimana kepemimpinan tercermin dari kepribadian masing-masing orang.

 

Penulis            : Ayu Larasati

Related Posts