id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Sejarah Masyarakat Tiongkok di Pondok Cina Menurut Etnografi

promdok fisip

Awalnya, Pondok Cina adalah sebuah kawasan yang menjadi konsentrasi pemondokan masyarakat Tiongkok yang berada di Depok.

Kawasan tersebut merupakan salah satu dari banyak perkampungan masyarakat etnis Tiongkok yang berada di Indonesia.

Pada masa orde baru, adanya sentimen terhadap etnis Tiongkok membuat mereka melakukan kegiatan secara tertutup, termasuk saat merayakan hari raya Imlek.

Keadaan tersebut membuat munculnya berbagai macam variasi tentang bagaimana melakukan perayaan pada hari-hari tertentu, bahkan sampai pada masa pasca-reformasi dimana sentimen tersebut berangsur hilang.

Isu tersebut kemudian dibawa oleh Ernalem Bangun, mahasiswi Program Doktoral Antropologi FISIP UI, dalam disertasinya yang berjudul “Imlek : Transformasi dan Kontinuitas Kecinaan pada Komunitas Cina Pondok Cina.”

Disertasi itu dibahas dalam sidang promosi doktor pada Kamis (16/6/2016) di Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI.

Dalam disertasinya ia berusaha mencari tahu bagaimana munculnya variasi representasi sebuah identitas, yang dalam kasus ini mengambil objek penelitian masyarakat Tiongkok di Pondok Cina.

Lebih lanjut, Ernalem menjelaskan bahwa disertasi ini merupakan studi mengenai variasi identitas etnik di dalam sebuah komunitas sosial di mana setiap anggotanya menampilkan kesamaan sekaligus keberagaman dalam merepresentasikan identitas mereka.

Dengan menggunakan etnografi sistematika penelitian dan Teori Strukturasi dari Anthony Giddens, serta dilengkapi oleh Teori Populasional Kebudayaan dari Emil Durkheim sebagai kerangka pemikiran, peneliti mengatakan dalam disertasinya bahwa penelitian ini berusaha untuk menelisik perayaan Imlek sebagai pintu untuk memahami konstruksi identitas masyarakat Cina Pondok Cina.

Lewat penelitian ini, Ernalem menyimpulkan beberapa hal. Pertama, ia menemukan bahwa aspek kekerabatan dan kepercayaan dalam kaitannya dengan nilai bakti melalui perayaan Imlek telah memengaruhi munculnya bentuk-bentuk representasi kecinaan yang bervariasi.

Ia menyebutkan bahwa perayaan Imlek di Pondok Cina merefleksikan satu bentuk rekacipta sehingga menghasilkan bentuk-bentuk tradisi baru lewat perayaan Imlek yang bervariasi. Namun, di sisi lain tetap menggunakan fungsi lama yaitu sebagai penghormatan leluhur sebagai salah satu ekspresi bakti.

Selain itu, adanya variasi bentuk dari rekacipta tradisi ini juga terjadi karena perbedaan artikulasi dalam memaknai dan mengejawantahkan aspek kepercayaan.

Meski demikian, Ernalem menemukan bahwa variasi bentuk perayaan Imlek tersebut menunjukan fungsi yang relatif sama, yaitu adanya usaha untuk mempertahankan ikatan kekerabatan.

Sumber : fisip.ui.ac.id

Related Posts