Untuk mendukung kegiatan para mahasiswanya, UI menyediakan berbagai fasilitas. Satu di antaranya adalah unit Badan Konseling Mahasiswa (BKM).
Psikolog klinis dewasa BKM UI Ika Marika, ketika ditemui di unit BKM di Klinik Satelit UI mengatakan, saat berada di lingkungan baru mahasiswa-mahasiswa baru dihadapkan pada masalah adaptasi.
Selain adaptasi lingkungan baru, seperti interaksi, pertemanan maupun gaya hidup, sistem belajar perkuliahan yang lebih mandiri juga dapat membuat stres. Namun semua itu perlu dijalani sebagai proses untuk mengelola diri menjadi lebih matang.
Ika juga menggarisbawahi euforia yang dirasakan mahasiswa baru. Dalam hal ini, bagaimana mahasiswa baru melihat berbagai kegiatan di luar kegiatan akademis sebagai sesuatu yang menantang dan ingin dicoba semua.
Meskipun itu adalah hal yang bagus karena menunjukkan semangat, mahasiswa baru tetap harus mengedepankan manajemen waktu yang baik. Kedengaranya sederhana, tetapi manajemen waktu yang efektif membutuhkan kedisiplinan luar biasa.
“Mahasiswa baru bisa belajar membuat list to do dan membagi kegiatan berdasarkan prioritas, mana yang penting mendesak, penting tidak mendesak, tidak penting mendesak, atau tidak penting tidak mendesak. Banyak juga yang sudah bikin jadwal tapi nggak dijalankan, mager lah. Ya tapi itu jatuh bangunnya, kunci kontrol ada di diri kita sendiri,” terang Ika.
Menurut Ika, kedisiplinan dapat dikembangkan dengan membuat tujuan-tujuan hidup yang jelas ketika membuat suatu keputusan. Diri mahasiswa sendiri yang mengatur, organisasi atau kegiatan apa yang dapat diikuti apabila ingin meningkatkan kemampuan tertentu. Tujuan yang jelas akan menjadi daya tarik dan daya dorong untuk fokus mencapai tujuan tersebut.
“Coba deh bikin target, misal pencapaian per tahun. Kasih waktu untuk mengenali kehidupan kampus, contohnya tahun pertama bisa ikut organsasi fakultas. Nanti tahun berikutnya tingkat UI, itu contohnya. Otak seperti GPS, jadi kita harus buat destinasi dulu, nanti nggak langsung kita akan bergerak ke destinasi tersebut. Semakin SMART suatu rencana, makin mudah dicapai. Tapi ya rencanakan apa yang kamu lakukan dan lakukan apa yang kamu rencanakan.”
Di tengah perjalanan tersebut, mahasiswa harus sadar bahwa masalah akan selalu menghampiri. Tetapi dari sana lah kemampuan mengelola stres atau masalah akan terlatih. Mahasiswa baru perlu belajar menerapkan mental fight, bukan mental menghindari, freeze, atau larut dalam masalah. Mbak Ika menyebut emotion focus coping dan problem focus coping sebagai salah satu langkah mengelola stres. Setelah menstabilkan emosi yang kacau ketika mendapat masalah, lanjutkan fokus ke penyelesaian masalah. Di tahap tersebut, apabila tidak dapat mengelola sendiri, perlakukan selayaknya penyakit-penyakit fisik. Mahasiswa dapat mencari bantuan dengan bercerita ke teman, dosen, atau ke ahli, seperti BKM UI.
“Kesadaran seseorang untuk menangani masalah psikisnya tidak secepat kesadaran dia akan masalah fisiknya. Padahal kondisi psikologis itu berpengaruh terhadap performance kita, lho. Masalah harus dihadapi, kelola, lalu kita akan terbiasa. BKM UI ini wadah untuk membantu mahasiswa meningkatkan kesejahteraan psikologisnya. Lewat konseling, sebenarnya kami membantu meningkatkan efektivitas seseorang. Kalau kita sayang sama diri kita, keadaan yang tidak stabil harus ditangani, lebih cepat lebih baik. Keep fighting!” tutup Ika menyemangati.
Penulis : Ayu Larasati
Ilustrasi foto : shutterstock.com