Rabu (2/11/2016), Lembaga Bahasa Internasional (LBI) FIB UI selaku lembaga pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing menyelenggarakan kegiatan bernama Hari Berbahasa Indonesia (HBI).
HBI merupakan kegiatan rutin tahunan yang bertujuan memberi kesempatan kepada para peserta asing untuk berinteraksi langsung dengan penutur asli bahasa Indonesia, sekaligus mempraktikkan kemampuan berbahasa Indonesia mereka.
Di tahun keempatnya ini, HBI diselenggarakan di area parkir Gedung 10 FIB UI, Depok. Dalam kegiatan ini, turut hadir oleh Dekan FIB UI Dr. Adrianus L.G. Waworuntu, M.A., Direktur LBI UI Christine T. Bachrun M.A., dan Manajer Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Leli Dwirika. Seluruh pelajar BIPA LBI UI yang berasal dari 19 negara dan perwakilan pelajar dari lembaga BIPA lain ikut meramaikan acara ini.
Dengan mengusung tema “Menjadi Indonesia”, peserta HBI tahun ini diharapkan dapat benar-benar mengenal dan mengakrabkan diri dengan lingkungan bahasa dan kebudayaan Indonesia.
Ketua Pelaksana HBI Haidar Faisal mengungkapkan, “Waktu pelaksanaan kegiatan yang berdekatan dengan Hari Sumpah Pemuda juga menjadi momentum untuk merayakan bahasa Indonesia. Kegiatan seperti ini juga akan membawa cerita bagi mereka tentang Indonesia.”
Tema tersebut kemudian diturunkan menjadi berbagai kegiatan, antara lain Pasar BIPA, lomba Susun Huruf dan Kata (Suhu Kata), lomba membaca cerita, lomba menyanyi, dan lomba PRISMA. Kegiatan Pasar BIPA ditujukan bagi peserta BIPA tingkat pemula untuk melatih kemahiran berbahasa Indonesia dalam melakukan jual beli.
Para peserta berperan sebagai pedagang yang menawarkan aneka makanan, minuman, permainan, dan pernak-pernik dari negaranya masing-masing. Peserta dari Korea misalnya, memilih menjual mi ramen.
“Layaknya sebuah pasar sungguhan, kemampuan mereka dalam bernegosiasi dan mempromosikan produk dalam bahasa Indonesia kepada pembeli sungguhan benar-benar diuji,” tutur Haidar.
Sementara itu, mata lomba Suhu Kata mirip dengan perlombaan cerdas-cermat. Bedanya, peserta berlomba menyusun kata dari huruf-huruf yang diacak dalam waktu yang terbatas. Mata lomba ini diadakan agar peserta dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan Indonesia.
Lain halnya dengan perlombaan membaca cerita, dan menyanyi. Kedua perlombaan ini diadakan untuk menguji kemampuan oral peserta dalam pelafalan, intonasi, dan ekspresi kalimat. “Pasalnya, banyak orang asing yang berbahasa Indonesia, tetapi tidak mencoba pelafalan seperti orang Indonesia. Dalam lomba ini, peserta harus benar-benar ‘menjadi Indonesia’,” kata Haidar.
Tak hanya perlombaan yang menguji keterampilan berbahasa, ada pula lomba PRISMA, yaitu lomba memberi gambar sebuat perangko dengan foto destinasi wisata di Indonesia yang pernah dikunjungi oleh peserta.
Nantinya, perangko dengan gambar milik peserta ini dapat digunakan untuk mengirim surat. Lomba yang bekerja sama dengan PT Pos Indonesia ini bertujuan menumbuhkan kebanggaan dan kesan tersendiri atas destinasi wisata di Indonesia.
Penulis: Dara Adinda Kesuma Nasution