
Ross Tapsell memaparkan bagaimana kelompok-kelompok politik dari para oligarki dan netizen diperkuat oleh digitalisasi, dan bagaimana kelompok masyarakat yang memiliki pandangan-pandangan berlainan dapat terbentuk dengan perkembangannya yang pesat sehingga menciptakan hoax sebagai salah satu strategi propaganda mereka.
Penggunaan media sosial sedang berkembang pesat di Indonesia. Ketika angka statistik menyebutkan bahwa penetrasi internet di Indonesia terbilang rendah, tetapi lebih dari 70 juta penduduk Indonesia memiliki akun Facebook. Fakta lain juga mengungkapkan bahwa Jakarta merupakan kota yang memiliki jumlah tweets per menit terbanyak dibandingkan kota-kota lain di seluruh dunia.
Instagram juga meningkat pesat, tetapi keributan politik (political noise) paling banyak terjadi di Twitter dan Facebook. Di kedua platform tersebut black campaign dapat menyebar dengan sangat cepat. Salah satu faktor penyebabnya adalah karakteristik masyarakat Indonesia yang lebih mudah memercayai orang-orang terdekat sebagai sumber informasi, dibandingkan media mainstream.
Dua contoh kasus yang dipaparkan oleh Ross Tapsell adalah fenomena kontestasi politik Jakarta tahun ini dan isu “The Sawito Trial” yang mencuat kembali.
Paparan hasil kajian Ross Tapsell yang lebih lengkap mengenai fenomena media di Indonesia dapat ditemukan dalam bukunya yang akan terbit dengan judul “Media Power in Indonesia: Oligarchs, Citizens, and The Digital Revolution”.
Sumber : fisip.ui.ac.id
Ilustrasi : shutterstock.com