Menteri Kesehatan Republik Indonesia (RI), Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan bahwa ada tiga target yang diberikan oleh Presiden kepada Kementerian Kesehatan RI terkait upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Pertama, vaksinasi secepat-cepatnya. Kedua, penanganan pandemi untuk pemulihan ekonomi Indonesia. Ketiga, reformasi total sektor kesehatan. Menurut Budi, untuk mencapai tiga target ini, perlu kolaborasi dan sinergi berbagai pihak, baik dari pemerintah, akademisi, masyarakat, maupun lembaga non-pemerintah.
Salah satu contohnya adalah keberhasilan penanganan pandemi di Indonesia yang merupakan buah kerja sama antara pemerintah dan peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) dalam mengidentifikasi virus serta mengukur kekuatan masyarakat melalui survei antibodi dari populasi masyarakat. Hal ini disampaikan Budi dalam sambutannya di Acara Puncak Dies Natalis Ke-62 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UI, pada Kamis (8/12).
Selain penanganan pandemi, Menteri Kesehatan juga menekankan pentingnya target ketiga, yaitu transformasi di sektor kesehatan. Ada enam komponen utama yang menjadi fokus dalam transformasi ini, yaitu layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan teknologi kesehatan. Budi menilai transformasi ini perlu dilakukan karena layanan kesehatan di Indonesia masih belum merata hingga saat ini.
“Menurut aturan World Health Organization (WHO), perbandingan jumlah penduduk dengan dokter adalah 1:1000. Artinya, jika penduduk Indonesia berjumlah 270 juta jiwa, Indonesia membutuhkan 270 ribu dokter, sedangkan saat ini Indonesia hanya memiliki 120 ribu dokter. Sementara itu, untuk kebutuhan dokter gigi, dengan jumlah penduduk 270 juta orang, idealnya Indonesia memiliki 90 ribu dokter gigi, namun saat ini hanya berjumlah 39 ribu. Dengan ilmu distribusi secanggih apa pun, pemenuhan kesehatan tidak akan bisa merata jika jumlah dokternya kurang,” kata Budi.
Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., juga menyampaikan pentingnya usaha bersama untuk mencapai pemerataan pemenuhan layanan kesehatan di Indonesia. Sebagai akademisi, UI berperan menciptakan inovasi yang manfaatnya tidak hanya berhenti di kalangan sendiri, tetapi juga harus dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Menurut Prof. Ari, sitasi publikasi di jurnal ilmiah untuk ilmu kesehatan hanya 30–40%, sisanya peneliti harus memenuhi academic reputation, engagement, dan kolaborasi.
“Ini merupakan suatu pesan bahwa universitas tidak bisa “pinter” sendirian, di dalam kamar kerja menciptakan rumus kemudian besok menjadi sakti. Harus ada engagement. Di dalam pengelolaan perguruan tinggi modern, publikasi penting sebagai tiket kemampuan akademis, tetapi perguruan tinggi juga harus menunjukkan lebih dari itu. Basic riset penting, namun hilirisasinya bagi masyarakat lebih penting karena pada dasarnya ilmu kesehatan itu adalah pelayanan,” ujar Prof. Ari.
Sebagai Fakultas Kedokteran Gigi terbaik di Indonesia, FKG UI telah mencapai berbagai prestasi yang terus ditingkatkan setiap tahunnya. Berbagai prestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional terus diraih oleh sivitas akademika FKG UI. Pada 2022, peringkat FKG UI di level internasional berhasil menduduki peringkat ke-3 di Asia Tenggara, ke-18 di Asia, dan ke-87 dari 605 universitas di dunia. Data ini diperoleh dari penilaian Scimago Ranking 2022.
“Selama 62 tahun FKG UI berdiri di Kampus UI Salemba dan telah meluluskan 3.587 dokter gigi, 1.317 dokter gigi spesialis, 124 magister, dan 130 doktor yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia untuk mengabdikan diri dalam pembangunan bangsa, terutama di bidang kesehatan. Berbagai upaya dilakukan agar kita terus menjadi yang terdepan dan unggul dengan berpegang pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Guna mewujudkan itu semua, FKG UI terus meningkatkan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak.” kata Dekan FKG UI, Dr. drg. Nia Ayu Ismaniati, MDSc., Sp.Ort(K).
Jalinan kerja sama ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman bersama dan perjanjian kerja sama dengan berbagai mitra. Pada kesempatan itu, dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (NKB) antara Universitas Indonesia dan Bank Syariah Indonesia. Sementara itu, Perjanjian Kerja Sama (PKS) juga ditandatangani oleh FKG UI dengan beberapa mitra, antara lain PT Medikaloka Hermina, PT Paragon Innovation & Technology, Yayasan Mandiri Amal Insani, Bank Mandiri, Rumah Sakit khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) FKG UI, Graduate School of Dentistry Tohoku University, dan Saveetha Institute Of Medical & Technical Science India.
Dalam acara bertajuk “62 Tahun FKG UI, Senantiasa Berkomitmen Menciptakan Dokter Gigi Yang Unggul dan Berinovasi untuk Kemajuan Dunia Kesehatan Tanah Air” ini, juga diadakan pemberian penghargaan kepada sivitas akademika FKG UI. Penghargaan tersebut terdiri atas beberapa kategori, yakni predikat Dosen Berdedikasi, Dosen Berinovasi, Periset Unggul, Mahasiswa (Unggul Berinovasi, Unggul Berpotensi, dan Unggul Berdedikasi), serta Tendik Berdedikasi. Secara bersamaan juga diserahkan apresiasi kepada Dosen dan Tendik yang memasuki masa purnabakti pada tahun ini.
Acara Puncak Dies Natalis Ke-62 FKG UI yang berlangsung di Gedung Makara Art Center UI juga turut dihadiri oleh Dirjen Tenaga Kesehatan, Drg. Arianti Anaya, MKM.; Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, drg. Nurtami, Ph.D., Sp,OF(K); Sekretaris Universitas, dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D.; serta para Dekan, Direktur Sekolah, dan Direktur Program Pendidikan Vokasi UI.