iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Tim FK Raih Prestasi di Congenital and Structural Intervention Congress Frankfurt 2023

Depok, 3 Agustus 2023. Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) yang terdiri dari mahasiswa dan alumni berhasil menorehkan prestasi meraih penghargaan Best Scientific Poster pada acara Congenital and Structural Intervention (CSI) Congress Frankfurt 2023 di Jerman. Tim ini terdiri dari alumni FKUI, yaitu dr. Brian Mendel (2021); Kelvin Kohar dan Theresia Feline Husen (2020); Richie Jonathan Djiu dan Defin Allevia Yumnanisha (2021), serta Justin Winarta (2022).

Kompetisi penelitian tersebut berjudul “A Comprehensive Meta-analysis of the Growing Use of Percutaneous Atrial Septal Defect Closure with Echocardiography Guidance Without Fluoroscopy”. Penelitian ini dilakukan dengan bimbingan dari staf pengajar Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI–Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FACC, FESC, FSCAI dan dr. Sisca Natalia Siagian, Sp.JP(K), FIHA.

CSI adalah konferensi intervensi kardiologi pediatrik terbesar di dunia, diselenggarakan oleh CSI Foundation dan diikuti oleh lebih dari 1000 dokter dan profesor ternama dari 100 negara setiap tahun. Lingkup dari kegiatan ini meliputi intervensi penyakit jantung kongenital, struktural, dan valvar. Tahun ini, kegiatan CSI meliputi live transmission, workshop, dan sharing kasus mengenai intervensi dan perkembangan device terbaru di dunia. Dalam kompetisi tersebut hadir sebagai dewan juri yaitu Chair and Section Chief of Pediatric Cardiology Division at Children’s Hospital of Georgia, Amerika Serikat, Dr. Zahid Amin dan Former President of Japan Association of Pediatric Interventional Cardiology, Jepang, Hideshi Tomita.

Penelitian yang dilakukan oleh Tim FKUI tersebut seputar Atrial Septal Defect (ASD), yaitu kondisi adanya lubang di antara atrium jantung. Penutupan lubang di atrium jantung pada kasus ASD dapat ditangani dengan intervensi non-bedah atau perkutan dengan fluoroscopy, yaitu teknik penggunaan radiasi sebagai panduan. Tindakan dan teknik intervensi lainnya bernama zero-fluoroscopy, yaitu prosedur yang tidak menimbulkan radiasi.

Tindakan fluoroscopy sering gunakan di negara barat, namun tindakan ini memiliki efek negatif. Paparan radiasi terhadap pasien rentan terutama kepada ibu hamil, bayi, dan operator yang bertugas melakukan tindakan adalah efek negatif yang ditimbulkan tindakan ini. “Sementara zero-fluoroscopy memiliki keunggulan dan daya tarik dari meta-analisis yang kami teliti, dimana teknik ini sebenarnya umum digunakan oleh tenaga kesehatan yang ada di Indonesia, tetapi jarang digunakan di negara-negara lain, terutama negara barat. Dalam pelaksanaannya, zero-fluoroscopy menggunakan alat bernama ekokardiografi yang dapat menggantikan radiasi sebagai pemandu dalam proses penutupan ASD,” kata Defin Allevia Yumnanisha.

Dari hasil penelitian meta-analisis yang dilakukan tim FKUI dan dibawa ke ajang CSI belum lama ini menunjukkan bahwa ternyata intervensi zero-fluoroscopy sama baiknya dengan fluoroscopy, dibuktikan dengan tingkat kesuksesannya yang tinggi serta komplikasi yang rendah.  Ini tentu menjadi kabar baik bagi dunia intervensi kardiologi karena meta-analisis yang dilakukan tim FKUI dapat memberikan bukti yang kuat bahwa zero-fluoroscopy bisa menjadi alternatif dari fluoroscopy yang memiliki efek samping radiasi.

Dalam prosesnya tim ini tidak lepas dari arahan dan bimbingan Oxygen FKUI, yaitu sebuah komunitas bagi mahasiswa FKUI yang berminat dalam bidang kardiologi dan pulmonology. “Melalui Oxygen FKUI kami dipertemukan dengan pembimbing, alumni, koas, serta mahasiswa lintas angkatan. Senang sekali dapat memenangkan penghargaan Best Scientific Poster pada konferensi intervensi kardiologi pediatrik terbesar di dunia dan bersaing dengan para dokter ahli dan profesor hebat dari mancanegara,” ujar Defin.

Penghargaan ini juga mendapat apresiasi dari Dr. Zahid Amin, seorang intervensionis dari Amerika Serikat. “Kami sudah memulai teknik zero-fluoroscopy sejak tahun 2018 di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, namun teknik ini masih menjadi sebuah kontroversi di dunia internasional terlepas dari angka kesuksesan yang tinggi pada center kami,” kata dosen pembimbing dr. Radityo Prakoso.

Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, turut berbangga atas prestasi yang diraih oleh tim FKUI ini. “Selamat kepada tim FKUI atas pencapaian prestasi di ajang internasional ini. Tak lupa terima kasih juga kepada para pembimbing dr. Radit dan dr. Sisca yang telah mendukung dan membimbing tim dari FKUI. Lagi-lagi ini menjadi sumbangan prestasi bagi FKUI yang menandakan mahasiswa dan lulusan FKUI juga dapat bersaing secara global. Semoga pencapaian ini dapat memotivasi mahasiswa dan alumni FKUI lainnya untuk terus mengukir prestasi,” ujar Prof. Ari.

Related Posts