“Meski terbiasa melihat komunitas muslim di Manila (Filipina), kemeriahan tradisi berpuasa lebih terasa ketika saya berada di Indonesia,” kata June Louie Flores, mahasiswa internasional Universitas Indonesia (UI), dalam acara Ramadan Iftar 2024, Kamis (28/3) lalu. Menurutnya, acara Ramadan Iftar 2024 yang diadakan Kantor Urusan Internasional (KUI) di Balai Sidang UI memberikan kesempatan bagi teman-teman mahasiswa internasional untuk lebih mengenal ibadah puasa yang rutin dijalankan umat muslim setiap tahunnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ono Yuhi, mahasiswa internasional Program Darmasiswa UI. Ia menuturkan, “Ramadan Iftar 2024 menjadi pengalaman baru bagi saya sebab di negara asal saya, Jepang, situasi semacam ini jarang dijumpai. Bahkan, saya pernah mencoba berpuasa dan ini menjadi pengalaman baru bagi saya selama berada di Indonesia” ujarnya.
Kegiatan Ramadan Iftar 2024 mengenalkan kepada June, Yuhi, dan puluhan mahasiswa asing lainnya tentang budaya puasa di Indonesia hingga fenomena unik saat Ramadan—salah satunya war takjil yang populer akhir-akhir ini. Pengenalan ini diselingi dengan penayangan video tentang tradisi Ramadan di berbagai negara, yaitu Gambia, Mesir Pakistan, Palestina, dan Suriah. Selanjutnya, sebelum momen berbuka puasa, mereka juga membagikan takjil khas Indonesia, seperti cendol, puding, dan teh manis, kepada warga yang ada di sekitar Balai Sidang UI.
Sami Trabelsi, mahasiswa muslim asal Tunisia, terkesan dengan kegiatan Ramadan Iftar 2024. Ia bisa merasakan cita rasa asli makanan Indonesia melalui berbagai hidangan yang tersedia pada acara tersebut. “Hal baru yang saya rasakan pada momen puasa di Indonesia adalah hidangan pembuka atau takjil yang didominasi dengan makanan manis dan beragam gorengan. Saya sangat senang dan menikmati kemeriahan suasana berpuasa di Indonesia,” katanya.
Atas penyelenggaraan kegiatan ini, Kepala KUI, drg. Baiduri Widanarko, M.KKK, Ph.D., menyebut bahwa Ramadan Iftar 2024 bertujuan untuk menjalin kebersamaan di tengah keberagaman dan memberikan pengalaman baru bagi mereka yang belum pernah merasakan momen berbuka puasa. Ramadan menjadi ajang membangun spiritualitas dan refleksi diri bagi mahasiswa internasional muslim; serta memberi kesempatan bagi mahasiswa non-muslim untuk memahami tradisi puasa.
“Ramadan mengajarkan kita untuk berempati, disiplin, dan bersyukur. Dukungan penuh kepada teman-teman yang berpuasa merupakan wujud solidaritas terhadap sesama manusia. Oleh karena itu, ayo gunakan kesempatan ini untuk menunjukkan solidaritas dan merayakan keberagaman,” ujar drg. Baiduri.