id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI dan Tokyo Metropolitan University Kolaborasi Terapi Okupasi untuk Stroke

Depok, 10 Agustus 2024. Perwakilan Universitas Indonesia (UI) dari Program Pendidikan Vokasi berkunjung ke Tokyo Metropolitan University (TMU) guna melakukan monitoring dan evaluasi atas program pendidikan yang dijalankan bersama. Menurut Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, kerja sama Vokasi UI dan TMU yang berlangsung sejak 2019 mencakup beberapa program, yakni student exchange, academic staff exchange, dan penelitian.

Kerja sama tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kurikulum dengan standar internasional. “Melalui kerja sama ini, saya berharap kolaborasi di bidang riset, pengajaran, hingga pengabdian masyarakat dapat terus dikembangkan, sehingga benefit yang akan diterima dari kedua pihak dapat selaras dengan tujuan masing-masing,” ujar Padang.

Perwakilan Vokasi yang turut dalam kunjungan tersebut adalah Ketua Departemen Kesehatan Terapan, Dr. Nia Murniati, S.K.M., M.K.M.; dosen Program Studi (Prodi) Fisioterapi, Safrin Arifin, S.K.M., S.St., M.Sc.; dan dosen Prodi Terapi Okupasi, Muhammad Hidayat Sahid, AMd.OT., S.K.M., M.Epid. Ketiganya disambut hangat oleh Dean of The Graduate School of Human Health Sciences and The Faculty of Health Sciences, Yumi Nishimura, R.N., Ph.N. Mereka mendiskusikan program yang dilaksanakan bersama, salah satunya summer course program. Selama 2023/2024, UI mengirimkan sebelas mahasiswa dari Prodi Fisioterapi, Terapi Okupasi, dan Administrasi Rumah Sakit untuk mengikuti summer course program di TMU. Tak hanya belajar, mahasiswa UI berkesempatan untuk mengunjungi Eiju General Hospital dan Taito Hospital.

Selain summer course program, para delegasi juga berbagi pengalaman tentang penyelenggaraan pembelajaran virtual di Vokasi UI dan TMU. Saat ini, TMU telah mengembangkan aplikasi pembelajaran penunjang terapi okupasi pasien stroke secara kasuistik. Aplikasi itu dirancang oleh Reiko Miyamoto, Ph.D dan tim sebagai bahan edukasi bagi para pengajar dan profesional yang menangani kasus pasien stroke secara individual. Di kesempatan itu, Fuminari Kaneko, PhD, PT, JSPO-AT dari TMU menjelaskan beberapa alat canggih dan fasilitas pembelajaran yang dimiliki TMU.

Setelah melakukan kunjungan ke TMU, para delegasi UI juga berkunjung ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo untuk memberikan edukasi terkait “Kiat Aktif Tanpa Low Back Pain”. Pemateri, Safrin, menjelaskan mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengatasi dan pencegahan low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah.

“Beberapa gejala dari LBP adalah nyeri atau pegal di area punggung bawah; kesulitan berdiri tegak, berjalan, atau berpindah dari berdiri ke duduk; serta kejang dan sesak otot di punggung bawah, panggul, dan pinggul. Penderita juga merasakan sakit yang menyengat dan membakar, mulai dari punggung bawah ke bagian belakang paha atau terkadang ke tungkai bawah atau kaki,” ujar Safrin.

Menurutnya, LBP dapat terjadi karena otot atau ligamen robek, gangguan persedian dan tulang, saraf kejepit, penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, fibromyalgia, serta tumor. Penderita LBP disarankan untuk memasang korset, melakukan fisioterapi, atau menjalani operasi jika kondisi tubuh sudah mengalami penurunan fungsi motorik dan sensoris dari anggota gerak bagian bawah. “Saya menyarankan beberapa latihan pencegahan LBP yang cocok untuk usia di atas lima puluh tahun, yaitu bersepeda, angkat beban, pull up, push up, dan squad. Tentunya, latihan dilakukan dengan pemanasan dan gerakan yang tepat agar tidak menimbulkan cedera,” kata Safrin.

Atas edukasi tersebut, Nuning Akhmadi, istri Duta Besar RI di Tokyo, menyampaikan ucapan terima kasih atas edukasi yang diberikan oleh delegasi UI. Ia mengatakan, “Saya berharap kunjungan ini memberikan peluang kerja sama yang lebih luas dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan terkait serapan lulusan mahasiswa Fisioterapi Vokasi UI di luar negeri, khususnya penyerapan lulusan agar bekerja di Jepang.”

Related Posts