iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Wamenkes RI Tekankan Pentingnya Kesehatan Jiwa bagi Generasi Muda

Depok, 6 Agustus 2024. “Kadang-kadang kita merasa tidak baik-baik saja dan itu tidak apa-apa, karena semua orang pasti pernah mengalami stres.” Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Republik Indonesia, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD., Ph.D, kepada ribuan mahasiswa baru Universitas Indonesia (UI) yang mengikuti kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), di Balairung UI, pada Selasa (6/8).

Menurut Prof. Dante, stres sangat mungkin dialami oleh mahasiswa karena mereka berada dalam fase adaptasi. Mahasiswa akan mengalami Kurva W, yakni pola tahapan yang dilalui mahasiswa saat beradaptasi dengan kampus baru. Tahapan tersebut meliputi honeymoon (mulai perkuliahan), culture shock (banyak tugas, homesick), penyesuaian awal (dapat mengelola waktu dan memiliki teman), mental isolation (pulang ke rumah dan merasa banyak hal berubah), serta penerimaan dan integrasi (merasa menemukan rumah baru).

Stres yang muncul saat adaptasi harus mampu dikelola oleh mahasiswa. Prof. Dante menjelaskan bahwa ketika menghadapi stres, tubuh akan memberikan respons. Kelenjar hipofisis di dalam otak mengeluarkan zat kortisol dan adrenalin yang memicu seseorang mengalami fight or flight dan merasakan berbagai sensasi di tubuh, seperti jantung berdegup lebih kencang, was-was, gemetar, dan gugup. Jika aktivasi fight or flight berlebihan, seseorang dapat mengalami gangguan tidur, nyeri lambung, hipertensi, bahkan gangguan jiwa seperti ansietas dan depresi.

Untuk itu, ia menekankan pentingnya kemampuan mahasiswa dalam mengelola stres. Ketika seseorang mengalami stres, hal yang harus dilakukan adalah kenali penyebab stres, perhatikan pikiran apa yang timbul, dan respons apa yang muncul dalam tubuh. Lakukan relaksasi dengan pernapasan dalam, progressive muscle relaxation, dan terapkan metode 5-4-3-2-1 (5 things you can see, 4 things you can touch, 3 things you can hear, 2 things you can smell, and 1 thing you can taste). Selain itu, perbanyak aktivitas fisik, seperti berjalan kaki, lari, senam, atau yoga; dan berceritalah kepada teman, keluarga, atau tenaga profesional.

“You don’t have to walk this journey alone. Jika dirasakan semakin sulit untuk mengelola stres dan sudah mengganggu kegiatan sehari-hari, ada baiknya berkonsultasi dengan pembimbing akademis dan tenaga kesehatan mental profesional. UI telah membangun sistem untuk manajemen stres di beberapa fasilitas layanan kesehatan, seperti Klinik Satelit Makara, Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI, dan RSUI. Karena itu, jika membutuhkan bantuan, jangan sungkan datang ke sana dan jangan pernah malu untuk dapat inside yang lebih dari profesional,” ujar Prof. Dante.

Mental yang kuat perlu dibangun mahasiswa karena mereka akan menghadapi tantangan yang semakin besar. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Prof. Dr. rer.nat. Abdul Haris, M.Sc., yang hadir pada kegiatan tersebut, mengatakan bahwa saat ini, Angka Partisipasi Kasar (APK)—kesempatan lulusan SMA yang dapat menempuh pendidikan tinggi di Indonesia—hanya 31%. Bahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2023, 11,8% dari total lulusan merupakan pengangguran terdidik.

Oleh karena itu, menurut Prof. Haris, mahasiswa tidak hanya harus menguasai keilmuan, tetapi juga memiliki kemampuan memecahkan masalah, sosial, proses, dan sistem. “Kemampuan itu merupakan keterampilan inti yang paling dicari di dunia kerja pada masa mendatang. Untuk itu, pemerintah membuat kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka sebagai sarana meningkatkan kompetensi mahasiswa,” ujar Prof. Haris.

Hingga tahun 2023, Kemendikbudristek menjalankan enam program unggulan Flagship MBKM, antara lain Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Wirausaha Merdeka, dan Praktisi Mengajar. Keenam program ini diharapkan mampu menghasilkan generasi unggul yang berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D, dalam sambutannya mengatakan bahwa setiap tahunnya UI selalu menjadi universitas dengan jumlah peserta terbanyak untuk program IISMA. Menurutnya, ada banyak cara bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri di kampus UI. Selain kegiatan akademik di kelas, mahasiswa juga mempunyai banyak kesempatan berkiprah di luar kelas melalui pengembangan prestasi keilmuan, olahraga, seni, dan pengabdian masyarakat.

“Selalu ada jalan bagi mereka yang berpikir merdeka dan berjuang dengan seoptimal mungkin. Manfaatkanlah setiap kesempatan selagi kalian menjadi anggota keluarga besar di kampus nomor 1 di Indonesia berdasarkan penilaian dari lembaga pemeringkatan global Times Higher Education, QS World University Ranking, Webometric, dan beberapa lembaga lainnya. Selamat mengikuti rangkaian kegiatan PKKMB UI 2024. Semoga seluruh kegiatan berjalan lancar dan kita semua mendapatkan manfaat, terutama Anda mahasiswa UI angkatan 2024,” kata Prof. Ari.

PKKMB UI 2024 diikuti oleh 10.361 mahasiswa dari program S1 dan Vokasi. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan orientasi kepada mahasiswa baru agar mereka mengenal kampus, aturan-aturan akademik, serta kegiatan penunjang dan kemahasiswaan yang ada di UI. Dengan mengusung tema “Mahasiswa UI Tangguh, Sehat, dan Cendekia di Era Global”, kegiatan PKKMB juga diisi oleh alumni UI yang merupakan Rektor Universitas Jenderal A. Yani, Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D. Ia membahas peran strategis mahasiswa dalam menghadapi situasi politik global. Acara pembukaan PKKMB turut dihadiri oleh Plt. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA; Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Logistik, Vita Silvira, S.E., MBA; Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, drg. Nurtami, Ph.D., Sp,OF(K); para dekan/wakil dekan, direktur, dan kepala unit beserta jajaran.

Related Posts