Depok, 25 Agustus 2024. Haryo Purwodiningrat, mahasiswa baru Universitas Indonesia (UI) 2024, tidak pernah membayangkan sebelumnya akan duduk bersama ribuan mahasiswa lainnya dalam acara penglepasan para wisudawan UI yang berlangsung di Balairung UI Kampus Depok pada Sabtu, 24 Agustus 2024. Kendala finansial keluarga merupakan pertimbangan yang sempat membuatnya ragu untuk meneruskan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Namun, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) itu akhirnya mampu membuktikan bahwa masalah ekonomi tidak menghalanginya untuk mengejar cita-cita berkuliah di kampus impian.
Melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), ia mengikuti seluruh tahapan seleksi hingga dinyatakan lolos sebagai mahasiswa UI pada 2024. Yang lebih menggembirakan, ia hanya membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar dua juta rupiah per semester hingga lulus.
“Setelah dinyatakan diterima di FKUI, saya merasa sangat senang, bersyukur, dan lega di saat yang bersamaan. Perjuangan dan doa yang selama ini dilakukan akhirnya membuahkan hasil, dan seluruh kerja keras akhirnya terbayarkan. Saya percaya bahwa tanpa campur tangan Tuhan, saya tidak akan bisa sampai ke titik ini,” kata Haryo.
Sebelum dinyatakan sebagai mahasiswa UI, Haryo tercatat sebagai siswa berprestasi di SMAN 1 Bekasi. Ia memperoleh lebih dari 30 prestasi di tingkat daerah dan nasional, di antaranya Medali Perunggu Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2023; Juara 1 National Medical and General Biology Competition (NMGBC) 2024 FKUI; Juara 1 Biology Environmental Smart Competition 2023 Universitas Airlangga; Juara 1 Biology Olympiad Festival 2023 Universitas Padjajaran; dan Juara 1 Biology Smart Competition 2023 Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Meski memiliki sederet prestasi, Haryo sempat ragu untuk mendaftar kuliah. Ia ingin sekali menjadi dokter, namun biaya kuliah kedokteran yang mahal menjadi pertimbangannya. “Saya ingin menggunakan seluruh kemampuan untuk melayani masyarakat secara langsung. Dengan menjadi dokter, selain merasa cocok dan menyukai materi pembelajarannya, saya juga bisa berbagi manfaat kepada orang lain. Namun, banyak yang mengatakan kuliah kedokteran itu sangat mahal. Saya pun ragu, apakah mungkin dengan keterbatasan finansial saat ini, saya bisa menjadi dokter?” ujarnya.
Bayangan untuk mengubur mimpinya segera ditepis. Haryo mencari informasi tentang jalur masuk dan biaya kuliah kedokteran di berbagai universitas. Dari informasi yang diperoleh melalui internet maupun berbagai pihak, ia mengetahui bahwa FKUI memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh UKT sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga. Selain itu, banyak kesempatan beasiswa yang ditawarkan UI, baik dari internal maupun eksternal. Berbekal informasi tersebut, serta restu dan dukungan dari sang ibu yang selama beberapa tahun terakhir menjadi penanggung jawab keluarga, ia membulatkan tekad untuk berkuliah di FKUI.
“Perlu upaya serius untuk bisa berkuliah di FKUI. Karena itu, saya berusaha meningkatkan nilai rapor, mencetak prestasi sebanyak mungkin, dan berdoa secara terus-menerus agar dapat lolos di jalur SNBP. Di samping itu, saya juga mempersiapkan diri untuk menghadapi UTBK dengan belajar sekeras mungkin. Dari seluruh upaya itu, salah satu momen terberat adalah saat berjuang di ajang OSN. Syukurlah, saya menemukan titik balik yang memberi kekuatan untuk terus maju,” ujar Haryo.
Seluruh perjuangan yang dilaluinya kini membuahkan hasil. Haryo dinyatakan diterima di FKUI melalui jalur SNBP. Keberhasilan ini tidak hanya membahagiakan dirinya, tetapi juga sang ibu, Henrietta Agustina. Sebagai tulang punggung keluarga, ia harus mencukupi kebutuhan keluarga dengan penghasilan 1,5–2 juta per bulan dari warung makan yang dikelolanya. “Terharu sekali, anak saya diterima di FKUI. Apalagi, ia juga mendapat UKT 2 juta per semester. Terima kasih FKUI, terima kasih banyak atas perhatian semua, Tuhan memberkati,” ujar ibunda Haryo.
Keberhasilan Haryo tidak hanya membawa kebanggaan bagi dirinya dan keluarga, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang yang bercita-cita tinggi. Plh. Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), M.P.H, mengungkapkan rasa bangga atas pencapaian Haryo. “Alhamdulillah, hingga saat ini FKUI masih menjadi fakultas kedokteran terbaik di Indonesia berkat mahasiswa yang cerdas dan standar pendidikan terbaik. Haryo berhasil mematahkan stigma bahwa kuliah di FKUI itu mahal. Semoga Haryo dapat mengukir lebih banyak prestasi mengingat luasnya kesempatan di FKUI,” katanya.