Depok, 10 Oktober 2024. Profesor Yon Machmudi, S.S., Ph.D. resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Universitas Indonesia (UI), dalam upacara pengukuhan yang diadakan pada Rabu (9/10) di Balai Sidang UI, Kampus Depok. Dalam orasi ilmiahnya yang bertajuk “Satu Tahun Perang di Gaza: Refleksi Sejarah Pendudukan Israel di Palestina”, Prof. Yon menyampaikan pandangannya terkait konflik panjang Israel-Palestina yang kembali memanas sejak serangan di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Ia menelusuri akar sejarah konflik, mulai dari masa pendudukan Inggris di Palestina pasca Perang Dunia I hingga upaya penggalangan solidaritas internasional terhadap perjuangan rakyat Palestina. Ia menguraikan bahwa pada tahun 1948, ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaannya, terjadi eksodus besar-besaran warga Palestina yang kemudian terlibat dalam beberapa peperangan besar, termasuk pada tahun 1948, 1967, dan 1973.
Dalam pidatonya, Prof. Yon menjelaskan bahwa perubahan geopolitik dunia turut mempengaruhi dinamika konflik ini. “Serangan 7 Oktober 2023 mengubah posisi Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Simpati publik dunia kepada Palestina semakin meluas, sementara negara yang awalnya tidak optimis dengan kemerdekaan Palestina mulai membicarakan kembali two state solution sebagai solusi untuk menyelesaikan konflik ini,” ujar Yon.
Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D, mengungkapkan rasa bangga atas kontribusi Prof. Yon terhadap keilmuan dan komitmennya dalam mengkaji isu-isu Timur Tengah. “Prof. Yon telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam bidang sejarah dan studi Timur Tengah. Pandangan-pandangannya mengenai konflik Israel-Palestina memberikan perspektif yang sangat penting bagi upaya penciptaan perdamaian di kawasan tersebut,” kata Prof. Ari.
Selain menyampaikan refleksi sejarah, Prof. Yon juga memaparkan berbagai momentum yang dapat dimanfaatkan oleh rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan. Menurutnya, Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2735 Tahun 2024 yang menyerukan genjatan senjata di Gaza harus segera diimplementasikan sebagai langkah awal. “Belajar dari sejarah, rakyat Palestina diharapkan memanfaatkan momentum ini untuk merealisasikan kemerdekaannya dengan dukungan dari dunia internasional,” katanya menambahkan lagi.
Acara pengukuhan guru besar kemarin pagi juga dihadiri sejumlah tokoh nasional, antara lain Wakil Kepala Badan Intelijen Negara Periode 2000–2004, K.H. Asad Ali; dan Direktur Ekonomi Badan Intelijen Keamanan Polri, Brigjen Pol. Ratno Kuncoro, SIK., M.Si.
Sebagai seorang akademisi yang aktif menulis, Prof. Yon telah menerbitkan beberapa karya ilmiah dalam jurnal internasional terindeks Scopus, di antaranya tentang diaspora Bawean di Singapura, serta pengaruh laisisme Turki terhadap pemikiran sekuler dan Muslim di Indonesia. Di kalangan akademisi, karya-karya ini dikenal memperkaya perspektif tentang sejarah hubungan antarbangsa dan budaya.
Pengukuhan ini menandai komitmen Prof. Yon dalam mendalami sejarah dan peranan dunia internasional dalam konflik Israel-Palestina. Selain memperkaya wacana akademis, hal ini relevan dengan situasi politik global saat ini.