iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Memupuk Kesehatan Mental Anak Binaan, UI Beri Pelatihan Ketrampilan Psikologis di LPKA

Depok, 20 Desember 2024. Sebagai upaya dalam memberi bekal pada anak binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), Universitas Indonesia (UI) melalui Kelompok Riset Kesehatan Mental Komunitas, Fakultas Psikologi (FPsi) melakukan serangkaian kegiatan dan pelatihan bagi anak binaan LPKA Kelas II Jakarta. Hal ini menjadi bekal penting bagi anak binaan untuk beradapatasi dalam kehidupan mereka setelah keluar dari LPKA.

“Apa bekal utama yang diperlukan seseorang untuk memulai kembali perjalanan hidup? Pertanyaan ini menjadi inti dari pelatihan keterampilan psikologis bagi anak binaan LPKA Kelas II Jakarta. Pada fase re-entry, yaitu tahap terakhir sebelum anak binaan dibebaskan, kesehatan mental, khususnya kemampuan life skill menjadi aspek vital. Kemampuan life skill sendiri merujuk pada kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menghadapi tantangan hidup sehari-hari dengan baik,” ujar Nathanael Elnadus Johanes Sumampouw, M.Psi., M.Sc., Psikolog., dosen pembimbing pada program pelatihan ini.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan dukungan dari program pendanaan hibah Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) UI, pelatihan ini memberikan keterampilan yang dapat langsung diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Di antaranya, mengenali potensi diri, mengelola emosi dengan baik, serta merancang rencana hidup dengan jelas.

“Tantangannya adalah membahas kesehatan mental pada populasi khusus, seperti anak binaan di LPKA. Mereka memiliki latar belakang yang beragam, berbeda dari siswa SMA atau mahasiswa pada umumnya. Tingkat pendidikan mereka juga tidak semua sama. Jadi, supaya ilmu yang disampaikan sesuai, kita harus menggali lebih dalam lagi kemampuan dan kebutuhan mereka,” kata Nathanael.

Ia menambahkan, setiap anak binaan memiliki potensi untuk tumbuh, belajar, dan berkontribusi aktif kepada masyarakat. Dengan memberikan dukungan dan empati kepada mereka, harapannya, masa depan anak binaan dapat berubah ke arah yang jauh lebih positif.

Pada hari pertama pelaksanaannya, anak binaan diajak memahami siapa diri mereka melalui aktivitas eksplorasi diri. Mereka belajar mengenali kekuatan, kelemahan, dan potensi yang dimiliki. Kesadaran ini menjadi langkah awal yang penting bagi anak binaan untuk membangun kepercayaan diri, menguatkan rasa tanggung jawab, dan membuka wawasan terhadap peluang yang ada di masa depan mereka.

Selanjutnya, kegiatan berfokus pada pemahaman emosi dan pengelolaannya. Anak binaan dilatih untuk mengenali berbagai jenis emosi yang mereka alami, memahami penyebabnya, serta menemukan cara-cara positif untuk mengatur dan mengekspresikan emosi tersebut. Dengan keterampilan ini, mereka diharapkan dapat menghadapi tekanan atau konflik dengan lebih efektif, baik di lingkungan LPKA maupun saat mereka kembali ke masyarakat.

Di hari terakhir, anak binaan diajak untuk menyusun rencana masa depan. Mereka belajar menetapkan tujuan yang realistis, merencanakan langkah-langkah konkret untuk mencapainya, dan mengidentifikasi tantangan yang mungkin dihadapi. Pendampingan fasilitator dalam setiap kelompok kecil membantu memastikan setiap rencana yang disusun relevan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka, sehingga dapat menjadi acuan konkret dalam kehidupan pasca LPKA.

Setelah menjalani rangkaian kegiatan selama 3 hari yang dilaksanakan pada 11, 12, dan 15 November 2024 ini, anak binaan diharapkan mampu menghadapi tantangan hidup sehari-hari dengan cara yang adaptif dan positif, sehingga meningkatkan resiliensi psikologis mereka. “Hal yang menarik dari kegiatan ini adalah karena dilakukan pada anak binaan yang menjelang bebas. Jadi, materi-materi yang didapat itu masih bisa melekat ke mereka, sehingga saat mereka terbebas, mereka memiliki kesehatan mental yang baik,” ujar dr. Indri, Dokter Madya LPKA Kelas II Jakarta.

 

Related Posts