Depok, 24 April 2025. Universitas Indonesia (UI) kembali menjadi tuan rumah pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer–Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2025 yang berlangsung pada 23–30 April dan 2–5 Mei 2025. Bersama mitra Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dan Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), UI menyediakan 2.832 unit komputer untuk melayani 55.213 peserta. Di antara puluhan ribu peserta tersebut, sebanyak 76 orang merupakan peserta difabel.
Khusus pada pagi ini (Kamis, 24/4), sebanyak 12 peserta tunanetra mendapatkan akses perangkat lunak pembaca layar—Non Visual Desktop Access (NVDA)—untuk mengikuti UTBK yang berlangsung di Ruang 1105, Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Gedung Lama, Kampus UI Depok. Salah seorang peserta, Muhammad Abdurrohman—yang merupakan pelajar dari Sekolah Khusus Islam Terpadu (SKh-IT) Yarfin—menyampaikan kesan positifnya setelah mengikuti UTBK di UI.
“Senang dan deg-degan, soalnya ini pertama kalinya ikut UTBK. Tetapi, saya merasa nyaman karena UI menyediakan akses UTBK untuk tunanetra seperti saya,” ujar Abdulrohman. Ia mengaku memilih Pusat UTBK UI karena fasilitas yang disediakan ramah bagi penyandang disabilitas, khususnya tunanetra. Rekomendasi dari pihak sekolah serta reputasi UI sebagai institusi yang inklusif menjadi alasan kuat di balik pilihannya. “Di sini bisa akses UTBK bagi penyandang tunanetra. Pihak sekolah juga merekomendasikan pusat UTBK UI karena ramah untuk penyandang disabilitas,” jelasnya.
Menurutnya, fasilitas di UI sangat mendukung peserta difabel. Panitia UTBK dinilai tanggap dan peduli terhadap kebutuhan peserta difabel. Selain menjalankan tugas sebagai pengawas ujian, panitia juga siap memberikan pendampingan jika peserta tunanetra perlu meninggalkan ruangan, misalnya untuk ke toilet atau mengakses fasilitas kesehatan. Bahkan, sebelum ujian selesai, para petugas sudah bersiaga di luar ruang ujian untuk membantu peserta difabel keluar ruangan dan menemui keluarga atau wali mereka yang menunggu di luar.
Meski tidak mengalami tantangan besar selama persiapan UTBK, Abdurrohman mengaku telah menjalani latihan intensif bersama guru di sekolahnya sebelum ujian. Ia belajar dengan tekun sebelum UTBK berlangsung dengan motivasi agar diterima di jurusan pilihannya, yaitu Program Studi Pendidikan Khusus (PKh) di salah satu universitas di Jakarta, sehingga ke depannya, ia bisa memperjuangkan pendidikan untuk sesama penyandang disabilitas.
Demi mendukung peserta difabel dalam pelaksanaan UTBK, UI melakukan berbagai persiapan sejak tahap pendaftaran, termasuk integrasi data disabilitas tunarungu dan tunawicara ke dalam sistem. Selain itu, lokasi ujian difabel seperti Gedung C Rumpun Ilmu Kesehatan juga dilengkapi lift dan fasilitas ramah disabilitas lainnya. Melalui langkah ini, UI berupaya menyelenggarakan UTBK yang inklusif dan berkeadilan, tidak hanya dari penyediaan fasilitas fisik yang ramah difabel, tetapi juga kesiapan sumber daya manusia untuk menciptakan pengalaman ujian yang aman dan nyaman bagi seluruh peserta.
Ke depannya, Abdurrohman berharap UI dapat terus meningkatkan aksesibilitas, salah satunya dengan menambah paving block atau jalur pemandu khusus tunanetra yang ada di lingkungan kampus. “Dengan kemudahan akses ini, semoga para disabilitas bisa terus menjunjung tinggi dirinya walaupun punya keterbatasan untuk menuntut ilmu,” katanya.