id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Perkembangan Social Accountability Framework untuk Keberlanjutan

Depok, 24 April 2025. Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan Prof. Dr. Desi Adhariani, Ph.D., sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang Ilmu Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI, pada Rabu (23/4) di Makara Art Center, Kampus UI Depok. Pada pengukuhan yang dipimpin oleh Rektor UI Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., Prof. Desi menyampaikan pidato pengukuhannya yang berjudul “S in ESG Not To Be Forgotten: Pengembangan Social Accountability Framework untuk Mendukung Keberlanjutan”.

Dalam orasinya, Prof. Desi menguraikan bahwa dimensi sosial dalam ESG sering kali terabaikan dibandingkan aspek lingkungan dan tata kelola, padahal aspek sosial mencakup isu-isu krusial seperti hak asasi manusia, praktik ketenagakerjaan yang adil, etika bisnis, pengembangan komunitas, serta pengelolaan dampak sosial-lingkungan. “Untuk itu, perlu dikembangkan Social Accountability Framework (SAF), sebuah kerangka yang dirancang untuk membantu organisasi mengelola, mengukur, dan mengomunikasikan tanggung jawab sosialnya secara strategis dan berdampak,” ujar Prof. Desi.

Ia juga menjelaskan bahwa SAF dibangun di atas 5 (lima) prinsip utama, yaitu transparansi, partisipasi, responsibilitas, inklusivitas, dan keberlanjutan. Framework ini juga dilengkapi dengan empat mekanisme implementasi: tata kelola dan kebijakan sosial, pelibatan pemangku kepentingan, sistem pelaporan sosial yang terintegrasi, dan audit sosial independen. SAF juga mencakup sistem evaluasi kinerja sosial melalui indikator kuantitatif dan kualitatif, termasuk pendekatan seperti Social Return on Investment (SROI) dan well-being valuation.

Lebih lanjut, Prof. Desi menyoroti pentingnya penguatan tata kelola yang human-oriented, kolaborasi lintas sektor, serta adaptasi terhadap konteks lokal dan global dalam mengimplementasikan SAF. Ia juga mengangkat isu perbudakan modern (modern slavery) sebagai contoh nyata dari isu sosial yang memerlukan perhatian lebih dalam praktik sosial dan pelaporan perusahaan. “Akuntansi tidak lagi sekadar alat pelaporan, tetapi juga menjadi instrumen untuk memperjuangkan hak-hak pekerja dan masyarakat yang terdampak,” tegas Prof. Desi.

Sebagai akademisi aktif dalam bidang akuntansi keberlanjutan, Prof. Desi telah banyak berkontribusi dalam pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat di bidang pelaporan keberlanjutan, akuntabilitas sosial, dan tata kelola perusahaan. Beberapa penghargaan yang pernah diraih, antara lain Silver Medalist, Sustainability Challenge, Universiti Kebangsaan Malaysia (2023), Dosen Berprestasi UI Bidang Sosial Humaniora dan 3 Besar Tingkat Nasional (2022), 1st Winner, Emerald Indonesia Case Writing Competition, Case title: Waste 4 Change: Determination Against All Odds? A Story From Waste4Change (2022), Emerald Young Researcher Award, Regional awards, East Asia and New Asian Tigers (NAT) region (2021), dan Best paper — International Conference on Sustainability (6th Sustainability Practitioner Conference) “SGDs on Corporate: What are the New Challenge and Opportunities in New Normal” (2021).

Sebelum menjadi Guru Besar ke-27 UI yang dikukuhkan pada 2025, Prof. Desi telah menamatkan pendidikan Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia pada tahun 1998. Masih di fakultas yang sama, pada tahun 2004 ia berhasil mendapatkan gelar Magister PPIM Manajemen Keuangan. Kemudian, pada 2014 ia menamatkan gelar PhD Program in Accounting, Faculty of Business and Law, Victoria University, Melbourne.

Related Posts