id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Aplikasi PeriXa Batin Guna Atasi Kesehatan Mental Gen Z, Integrasikan Teknologi XR untuk Pengalaman Terapi Personal

Depok, 09 Agustus 2024. Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia (UI) Agus Setiawan, S.Kp., M.N., D.N., mengatakan, “PeriXa Batin adalah langkah inovatif yang menggabungkan kemajuan teknologi dengan praktik kesehatan mental. Kami berharap aplikasi ini dapat memberikan dukungan yang signifikan, terutama bagi generasi Z, dalam mengatasi stres, depresi, dan kecemasan secara lebih efektif.” Ia menambahkan beberapa nilai lebih PeriXa, yakni menyediakan alternatif yang lebih terjangkau dibandingkan terapi konvensional, dan mengurangi biaya transportasi dan waktu dengan meminimalkan kebutuhan untuk kunjungan fisik ke terapis. Aplikasi ini mengintegrasikan teknologi XR untuk memberikan pengalaman terapi yang lebih personal dan interaktif.

Aplikasi PeriXa Batin merupakan rancangan para peneliti dari FIK UI untuk mengatasi masalah kesehatan mental terutama di kalangan generasi Z. Ia menggabungkan teknik hipnoterapi dengan teknologi Extended Reality (XR) untuk menawarkan pendekatan terapi yang lebih mendalam dan efektif.

PeriXa memanfaatkan teknologi Virtual Reality (VR), menciptakan lingkungan virtual yang dirancang untuk menghilangkan stresor lingkungan, sehingga diharapkan membantu pengguna mencapai keadaan relaksasi yang lebih dalam. Aplikasi ini menawarkan pengalaman terapi yang lebih tepersonalisasi dibandingkan dengan aplikasi meditasi atau terapi online konvensional, memiliki fitur-fitur seperti tutorial dari coach virtual, audio relaksasi yang dapat dipersonalisasi, dan pilihan pemandangan alam yang menenangkan.

Menurut Dr. Sigit Mulyono, S.Kp., M.N., Ketua Tim Pengusul PeriXa Batin, “Aplikasi ini adalah hasil dari kombinasi mendalam tentang kesehatan mental dan kemajuan teknologi. Kami memahami bahwa generasi Z sering kali menghadapi tekanan sosial dan akademik yang berat, dan kami percaya bahwa teknologi XR dapat menawarkan solusi yang efektif untuk membantu mengelola kesehatan mental mereka. Dengan aplikasi ini, kami tidak hanya menawarkan sebuah alat, tetapi juga sebuah pendekatan yang holistik dan mudah diakses untuk mendukung kesejahteraan mental.”

Dr. Sigit berperan sebagai mentor utama dalam proyek ini, memiliki pengalaman lebih dari satu dekade dalam pengembangan inovasi teknologi di bidang kesehatan. Dalam timnya, bersama dr. Uti Nilam Sari, M.Sc., MIMI, mentor praktisi XR terkemuka di Indonesia, mereka berhasil melakukan inovasi yang melahirkan Perixa Batin. Tim terdiri atas Ns. Tissa Aulia Putri, S.Kep., seorang perawat ahli hipnoterapi; Ns. Citra Hafilah Shabrina, S.Kep., seorang ahli teknologi XR; serta profesional lain dengan keahlian dalam strategi bisnis, konten kreatif, dan manajemen perawatan.

Proses pengembangan PeriXa Batin dimulai dari identifikasi masalah kesehatan mental yang signifikan di Indonesia, diikuti penelitian dan validasi konsep melalui studi literatur dan meta-analisis. Tim pengembang bekerja sama untuk menciptakan prototipe aplikasi yang mencakup fitur utama, seperti tutorial teknik relaksasi pernapasan dalam, audio relaksasi, dan pilihan pemandangan alam.

Uji coba awal dilakukan untuk mengumpulkan umpan balik dari pengguna, yang kemudian digunakan untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan pada aplikasi. Dengan peluncuran yang akan datang dan rencana pengembangan lebih lanjut, termasuk penambahan fitur personalisasi dan integrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), aplikasi ini bertujuan untuk menjadi solusi yang efektif dan mudah diakses dalam mengatasi masalah kesehatan mental di Indonesia.

Tim pengembang juga berencana untuk menambahkan lebih banyak opsi personalisasi dalam aplikasi, memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan pengalaman mereka sesuai dengan kebutuhan kesehatan mental mereka. Integrasi dengan teknologi AI juga direncanakan untuk memberikan rekomendasi yang lebih personal dan otomatis. Selain itu, pengembangan versi aplikasi untuk platform lain, seperti augmented reality (AR) dan perangkat mobile, serta menjalin kerja sama dengan lebih banyak institusi pendidikan dan kesehatan, akan dilakukan untuk meningkatkan aksesibilitas dan efektivitas aplikasi.

Related Posts