iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Beasiswa IAEA untuk Memperkuat Kontribusi dalam Perkembangan Kedokteran Nuklir di Indonesia

PERKUAT KONTRIBUSI DALAM PERKEMBANGAN KEDOKTERAN NUKLIR DI INDONESIA, SEBELAS MAHASISWA UI RAIH BEASISWA DARI IAEA

Depok, 21 Februari 2025. Sebelas mahasiswa Program Studi (Prodi) Magister Fisika Medis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih beasiswa dari International Atomic Energy Agency (IAEA) dengan total nilai mencapai Rp440.000.000. Beasiswa ini diberikan dalam bentuk pelatihan pada proyek nasional IAEA INS6022 yang berjudul “Expansion Radiation Medicine in Indonesia”.

Mereka yang berhasil mendapatkan beasiswa tersebut, di antaranya Asyifa Khoerunnisa, Fulki Fiarka Djoni, Parinza Ananda, Hany Yuliati, Jenni Natalia Corebima, Hendra Himawan, Rosa Desinta, Abdurrahman Aziz Wicaksono, Aulia Firma, Antonius Fajar Adinegoro, dan Rohma Novitasari. Program pelatihan tersebut berlangsung selama delapan bulan, yaitu sejak Februari hingga September 2025, dan diselenggarakan di berbagai pusat kedokteran nuklir di Indonesia.

Dekan FMIPA UI, Prof. Dede Djuhana, Ph.D., menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan upaya transformasi sektor kesehatan yang digagas oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Salah satu aspek utama dari transformasi ini adalah pembangunan infrastruktur pusat onkologi yang tersebar di seluruh provinsi, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya dalam penanganan penyakit kanker.

Lebih lanjut ia mengatakan, FMIPA UI berkomitmen untuk mendukung program tersebut dengan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, khususnya dalam bidang fisika medis. “Kami menyadari betul bahwa perkembangan teknologi kedokteran nuklir memerlukan tenaga ahli yang berkualitas dan kompeten. Oleh karena itu, melalui program ini, kami berkomitmen untuk menghasilkan sumber daya manusia, terutama fisikawan medik, yang unggul dan siap mendukung pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat,” ujar Prof. Dede.

Sementara itu, Ketua Prodi Fisika Medis FMIPA UI, Prof. Supriyanto Ardjo Pawiro, M.Si., Ph.D., menekankan pentingnya keberadaan fisikawan medik yang andal untuk mendukung pelayanan kesehatan masyarakat. Pada pelatihan ini, para mahasiswa akan dipersiapkan untuk memperoleh kompetensi keterampilan praktik klinis, seperti melakukan kalibrasi peralatan kedokteran nuklir, menghitung dosis radiasi internal pada pasien kedokteran nuklir, menjamin kualitas peralatan kedokteran nuklir, serta memberikan pelayanan proteksi dan keselamatan radiasi dalam kedokteran nuklir.

“Kompetensi ini akan memperkuat kontribusi mereka dalam mendukung perkembangan kedokteran nuklir di Indonesia, yang semakin penting untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Kami yakin, prestasi yang telah dicapai ini adalah awal dari kontribusi besar yang dapat diberikan oleh FMIPA UI dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan lebih merata di seluruh Indonesia,” kata Prof. Supriyanto.

Dengan adanya pelatihan ini, ia berharap mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam, tetapi juga dapat memainkan peran strategis dalam meningkatkan diagnosis dan terapi kanker, serta mendukung pengembangan teknologi medis terkini, guna mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih efisien, akurat, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Mewakili teman-temannya, Antonius Fajar Adinegoro salah seorang mahasiswa penerima beasiswa IAEA, mengungkapkan bahwa beasiswa ini memberikan kesempatan luar biasa bagi mereka untuk mengasah kemampuan dan pengetahuan di bidang fisika medis, khususnya dalam kedokteran nuklir. “Selain mendapatkan ilmu dari para ahli, kami juga berkesempatan membangun jejaring dengan berbagai rumah sakit mitra di Indonesia, yang memungkinkan kami memahami lebih dalam implementasi kedokteran nuklir di fasilitas kesehatan serta tantangan yang dihadapi dalam penerapannya,” kata Antonius.

Selain itu, Antonius dan teman-temannya juga berharap bahwa ilmu yang diperoleh dapat berkontribusi dalam meningkatkan layanan medis di Indonesia. Terlebih lagi, dengan ilmu yang diperoleh dapat memastikan teknologi tersebut digunakan secara tepat, aman, dan bertanggung jawab.

IAEA merupakan badan tenaga atom internasional yang berupaya mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai, serta untuk menghambat penggunaannya untuk tujuan militer, termasuk senjata nuklir. Badan ini berfungsi sebagai forum antar pemerintah untuk kerja sama ilmiah dan teknis dalam penggunaan teknologi nuklir secara damai di seluruh dunia. Program-progam yang dilaksanakan IAEA mendorong ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan perlindungan internasional terhadap penyalahgunaan teknologi nuklir dan bahan-bahan nuklir, serta mempromosikan keselamatan nuklir (termasuk perlindungan radiasi) dan standar keamanan nuklir.

Related Posts