id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Beri Kuliah Umum, Panglima Jenderal TNI Gatot Nurmantyo Bahas Tentang “Proxy War” di UI

gatot2

Panglima Jenderal TNI Gatot Nurmantyo hadir pada kegiatan orientasi mahasiswa baru angkatan 2016/2017 di Balairung UI Depok, Senin (1/8/2016).

Dalam acara ini beliau memberikan kuliah umum kepada mahasiswa-mahasiswa baru dengan tema “Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri Sebagai Modal Membangun Menuju Indonesia Emas”.

Proxy War menurutnya adalah suatu istilah yang digunakan sekarang ini untuk menggambarkan kondisi konfrontasi antara kekuatan-kekuatan besar dengan menggunakan “pemain pengganti” untuk menghindari konfrontasi langsung yang mahal dan berdarah.

Biasanya para “pemain pengganti” ini adalah negara-negara kecil atau bisa juga aktor non-negara seperti Lembaga Swadaya Masyarakat, Ormas, kelompok masyarakat atau individu.

Menurutnya proxy war ini terjadi karena adanya kebutuhan negara-negara besar akan sumber daya hayati yang ada di negara lain, karena adanya krisis kelangkaan pangan global.

“Ini karena lonjakan pertumbuhan penduduk dunia tidak seimbang dengan pertumbuhan ketersediaan pangan. Data-data angka kemiskinan, kelaparan, dan kesehatan dari UNICEF sudah membuktikan ini,” ujarnya.

Kondisi geografis Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah menyebabkan Indonesia merupakan sasaran empuk kepentingan negara-negara lain yang mengincar kekayaan alam Indonesia.

“Perang telah bergeser dari perang konvensional menjadi perang perebutan ekonomi, pangan, energi, dan air,” tambahnya.

Banyak cara yang dilakukan dalam melemahkan suatu negara dalam proxy war ini, di antaranya adalah menghancurkan generasi muda suatu negara melalui penyebaran budaya konsumtif, narkoba, adu domba, judi, dan lain-lain.

Gatot mengatakan bahwa yang dapat dilakukan adalah dengan menjalankan lagi nilai-nilai jati diri bangsa seperti nilai gotong royong, tolong-menolong, kemajemukan, dan budi pekerti sehingga tidak mudah dipecah belah dan harmonis.

Selain itu dengan memahami potensi-potensi bangsa seperti potensi maritim dan modal demografi juga dapat membuat kita memahami dan mengolah kekuatan bangsa kita, sehingga tidak mudah disetir oleh kepentingan-kepentingan asing.

Penulis : Wanda Ayu

Related Posts