Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Stig Traavik, Kamis (5/3/2015) memberikan kuliah umum tentang iklim global bertajuk “Norway’s Climate Policy and Bilateral Climate and Energy Cooperation with Indonesia”. Kuliah umum disampaikan di hadapan puluhan mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Salah satu perhatian Traavik adalah pentingnya keseriusan menangani persoalan iklim di negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Traavik mengatakan, perlu langkah besar untuk menyelesaikan persoalan terkait iklim. Salah satunya adalah pengurangan emisi gas dan polusi, serta pengalihan penggunaan minyak. “Kita butuh agreement yang perlu diimplementasikan,” ujar Traavik, Kamis (5/3) di Gedung IASTH Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat.
Langkah yang dimaksud Traavik juga berkenaan dengan persuasi kepada masyarakat, misalnya dengan penggunaan transportasi publik. Traavik menceritakan di Portland misalnya, hampir tidak ada masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi. Mereka menggunakan sepeda dan kendaraan umum seperti sky train, dan bis untuk bepergian. Sementara itu di Norwegia, ditetapkan aturan parkir berbiaya tinggi sehingga membuat masyarakat memilih untuk tidak membawa kendaraan pribadi.
Hal lain yang juga tak kalah penting, kata Traavik, adalah mengenai peralihan penggunaan bahan bakar minyak menjadi energi alternatif. Pilihan tersebut diharapkan adalah sumber daya energi atau non-fossil fuel yang menguntungkan serta berbasis produksi energi. Untuk bisa mengelola itu, dibutuhkan investasi dalam hal teknologi yang mumpuni. “Indonesia itu negara yang kaya sumber daya, tapi butuh pengembangan dalam hal pemrosesan dan manajemen,” sebut pria kelahiran Haugesund, Rogaland, Norway 19 Desember 1967 tersebut.
Kendatipun begitu, Traavik mengungkapkan dalam laporan dunia terkait kesiapan negara berkembang menghadapi persoalan iklim global, Indonesia dianggap negara yang lebih tanggap teknologi dibanding negara lainnya.
Sementara itu hal lain yang juga dibahas Traavik dalam kuliah umumnya adalah mengenai REDD+. REDD adalah singkatan dari Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation. Hal ini diharapkan bisa menjadi agenda Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Hingga saat ini, Traavik menyebutkan Norwegia masih berkomitmen mendukung Indonesia dalam implementasi REDD+ jika Indonesia telah siap melakukannya. (DPN)