Selasa (20/12/2016) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI memperingati ulang tahunnya yang ke-56 lewat kegiatan orasi ilmiah dan pemotongan tumpeng yang berlangsung di Auditorium Gedung B FMIPA UI.
Dalam kegiatan ini, dilakukan pemberian penghargaan bagi tenaga pendidik, dosen, dan mahasiswa yang berprestasi bagi FMIPA UI selama tahun 2016.
Dekan FMIPA UI, Dr. rer. nat Abdul Haris dalam sambutannya juga menyampaikan beberapa prestasi FMIPA selama tahun 2016, di antaranya adalah peningkatan jumlah publikasi internasional, prestasi mahasiswa, serta beasiswa dibandingkan tahun lalu.
Selain itu, FMIPA UI juga mendirikan tiga program jurusan baru pada tahun 2016, yaitu statistic, geologi, dan fisika. Perbaikan fasilitas selama tahun 2016 juga telah dilakukan dan masih akan dilanjutkan pada tahun 2017.
Perluasan lahan parkir, renovasi gedung telah dilakukan. Kedepannya FMIPA UI akan melakukan revitalisasi laboratorium Parangtopo, pembangunan kantin, mushala, sport center, serta pusat kegiatan mahasiswa yang baru.
Dr. Muhammad Dimyati, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi hadir sebagai salah satu narasumber orasi ilmiah yang ditampilkan.
Ia membawakan orasi ilmiah yang berjudul “Membangun Budaya & Atmosfir Ilmiah dari Perspektif Kebijakan”.
Menurutnya, ada beberapa masalah yang dihadapi dunia akademisi Indonesia sehingga jumlah riset dan penelitian kita adalah salah satu yang terkecil di Asia Tenggara.
Namun, permasalahan utama biasanya terkait anggaran. Keluhan kecilnya anggaran, telatnya anggaran turun, serta birokrasi pembayaran yang berbelit selalu menjadi kendala peneliti.
“Ini terkait karena hampir 85% penelitian di Indonesia didanai oleh pemerintah, sehingga pola anggaran juga harus mengikuti tata birokrasi pemerintah, padahal kebutuhan dan kecepatan yang dibutuhkan berbeda,” ujar Dimyati.
Solusi yang ditawarkan oleh pemerintah dalam mengatasi ini adalah perbaikan regulasi, serta pemberian insentif yang cukup. Namun, menurutnya harusnya para peneliti tidak berfokus pada hal-hal jangka pendek dan pragmatis seperti insentif.
“Fokuskan kepada royalti dan manfaat bagi masyarakat. Lihat keuntungan jangka panjang yang lebih langgeng dan menghasilkan dibandingkan insentif yang tidak seberapa,” tambahnya.
Selain itu, karena modal yang memang kurang, harusnya dunia penelitian kita lebih selektif dalam melakukan penelitian agar menghasilkan produk-produk tepat guna yang benar-benar diserap masyarakat.
FMIPA UI juga mengundang tokoh lain untuk menjadi narasumber dalam kegiatan orasi ilmiah, yaitu Prof. Hermawan Sulistyo, Profesor Riset Bidang Perkembangan Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Ia membawakan sebuah orasi ilmiah tentang persimpangan jalan yang harus dipilih oleh individu-individu di dunia akademisi Indonesia.
Menurutnya, jalan menjadi seorang akademisi adalah jalan yang sunyi dan senyap dibandingkan jalan-jalan lainnya.
“Jalan lainnya penuh keributan, yaitu jalan kekuasaan, harta, dan selebritas. Banyak akademisi kita yang akhirnya memilih jalan-jalan ini sehingga kehilangan identitasnya sebagai akademisi dan peneliti,” ujarnya.
Ia berharap lebih banyak lagi orang yang memilih jalan akademisi untuk benar-benar menjalankan perannya dengan amanah, menjadi akademisi dengan sebenar-benarnya.
Penulis : Wanda Ayu