id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Forum Diskusi Salemba: Merawat Indonesia Melalui Resiliensi Komunitas

Pandemi COVID-19 telah menimbulkan banyak permasalahan yang berdampak pada aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

Untuk itu, Policy Center ILUNI UI mengadakan diskusi daring Forum Diskusi Salemba dengan tema “Peran Negara, Kepemimpinan, dan Resiliensi Komunitas dalam menghadapi Pandemi COVID-19” yang dilaksanakan pada Rabu (24/6/20).

Diskusi yang diadakan melalui aplikasi Zoom dan disiarkan langsung di Youtube ILUNI UI ini mengundang beberapa narasumber, salah satunya Dicky Pelupessy, Ph.D. yang merupakan Ahli Psikologi Sosial.

Resiliensi sendiri merupakan metafora dari tidak patah ketika mendapatkan tekanan, dapat melenting dan kembali ke kondisi semula serta kembali homeostasis dengan cepat.

“Resiliensi dalam ilmu sosial bukan sekadar berbalik ke kondisi normal, namun resiliensi adalah membut kondisi normal baru atau new normal,” ujar Dicky.

Resiliensi yang dibicarakan juga bukan resiliensi individu, namun resiliensi terhadap komunitas atau masyarakat secara luas.

 

Hal ini dikarenakan pandemi COVID-19 tidak hanya terjadi pada satu daerah saja, namun memberikan dampak kepada Indonesia secara keseluruhan. Maka dari itu, aktor penting ketika kita membicarakan suatu bencana dari sudut pandang sosial adalah komunitas.

Kemampuan suatu komunitas beradaptasi terhadap bencana merupakan suatu tolak ukur mengukur seberapa parah bencana itu, termasuk pandemi yang sedang terjadi.

Untuk itu, komunitas harus berperan aktif dan adaptif ketika menghadapi suatu bencana. Bencana tidak semata-mata agen negatif, namun juga dapat kita manfaatkan sebagai peluang untuk mendapatkan normal yang baru.

Menurut Dicky, hal yang dapat dilakukan untuk membangun resiliensi dalam menghadapi pandemi COVID-19 adalah membangkitkan kolektivitas komunitas. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah mengurangi ketimpangan sumberdaya, menciptakan keterhubungan, serta meningkatkan hubungan sosial.

Indonesia sendiri telah memiliki kekhasan sendiri yaitu gotong royong, yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk tidak hanya melakukan pendekatan secara government-centric, namun juga whole community approach.

“Gotong royong bukan hanya sekadar konsep, ide maupun gagasan, namun suatu praktik operasional. Gotong royong haruslah by design dan bukan hanya jargon semata,” kata Dicky.

Dalam menghadapi pandemi ini, komunitas yang dibahas bukan merupakan komunitas yang hanya berdasarkan lokalitas atau relasi, namun komunitas yang terbentuk dari konstruksi sosial yaitu bangsa Indonesia.

 

Related Posts