iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Pemanfaatan Nanoteknologi Guna Tingkatkan Keamanan, Kenyamanan, dan Keefektivitasan Obat

Guru Besar Farmasi UI Rekomendasikan Pemanfaatan Nanoteknologi Guna Tingkatkan Keamanan, Kenyamanan, dan Keefektivitasan Obat

Pada era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, produk-produk farmasi berkembang pesat, baik dari bentuk sediaannya maupun jenis sistem penghantaran obat dengan menggunakan beragam teknologi farmasi. Perkembangan produk farmasi merupakan proses panjang, dimulai dari penemuan zat aktif obat baru, perancangan formula produk baru, desain mutu produk, dan studi preklinis serta klinis.

Dalam pengembangan produk menjadi farmasi, dimulai dari studi praformulasi yang berisi pertimbangan-pertimbangan dalam merancang bentuk sediaan. Dari studi tersebut diketahui bahwa tidak semua zat aktif obat dengan mudah terlarut dan terabsorpsi sampai ke sirkulasi sistemik. Ada hal-hal dari karakteristik intrinsik zat aktif itu sendiri yang mempengaruhi sifat fisikokimia dan biofarmasetikanya.


“Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan obat terkait formulasi dan produk, maka dapat dikembangkan suatu sistem penghantaran obat maju (advanced drug delivery system) menggunakan nanoteknologi farmasi dengan rute pemberian obat yang lebih optimal,” ujar Prof. apt. Silvia Surini, M.Pharm.Sc., Ph.D., dalam acara pengukuhannya menjadi Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FF UI), pada Sabtu (10/12).

Menurutnya, nanoteknologi farmasetika menjadi salah satu solusi yang menjanjikan untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan keefektivitasan obat. Dari riset-riset yang telah dilakukan mengindikasikan bahwa pemanfaatan nanoteknologi dalam pengembangan produk farmasi terkini dengan sistem penghantaran obat maju sangat dibutuhkan untuk menghasilkan produk-produk farmasi terkini yang aman, nyaman, efektif dan inovatif.

“Keikutsertaan industri farmasi di Indonesia dalam riset pengembangan produk farmasi nano- sangat direkomendasikan agar muncul banyak inovasi dan percepatan pengembangan formula dan produk farmasi berbasis nanoteknologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah demi menjamin keamanan dan keefektivan produk,” ujar Prof. Silvia.

Setelah pemaparan tersebut, ia resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia (FF UI). Prosesi pengukuhan guru besar dipimpin Sekretaris Dewan Guru Besar (DGB) UI, Prof. Dr. drg. Indang Trihandini, M.Kes., di Balai Sidang, Kampus UI, Depok, dan disiarkan secara virtual melalui kanal Youtube UI Teve.


Pada pengukuhan yang berlangsung pagi tadi, tampak hadir Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Dr. Muhammad Hilmy; Wakil Gubernur Sumatera Barat, Dr. Ir. Audy Joinaldy, S.Pt, M.Sc, MM, IPM, ASEAN.Eng.; Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Dr. Irjen (Pur) Benny Mamoto; Wakil Rektor President University Handa Abidin, SH, LLM, Ph.D.; Guru Besar Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Nurul Murtadho, M.Pd.; Dekan Fakultas Farmasi UHAMKA, Dr. apt. Hadi Sunaryo; Ketua Kelompok Riset Farmakologi dan Toksikologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI, Dr. Kurnia Agustini, M.Si., Apt.; Badan Standardisasi Nasional/Komite Akreditasi Nasional, apt. Neni Widyana, S.SI., M.S.E.; Duta Besar RI di Riyadh  (2010–2014), Gatot Abdullah; Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UI (1994-2002), Drs. Apt. Umar Mansur, M.Sc.; dan Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI (2013–2021), Dr. Adrianus Laurens Gerung Waworuntu, MA.

Prof. Silvia merupakan Anggota Senat Akademik Universitas Indonesia yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Bidang Ilmu (KBI) Teknologi Farmasi FF UI. Selain itu, Prof. Silvia juga pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi Pascasarjana FF UI pada tahun 2018-2020, dan Manajer Pendidikan dan Kemahasiswaan FF UI pada tahun 2014-2018. Prof. Silvia menyelesaikan pendidikan S1 Farmasi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia, pada 1997. Masih di fakultas dan kampus yang sama, ia lulus program profesi Apoteker pada 1998. Dirinya berhasil mendapatkan gelar Ph.D dari Department of Pharmaceutics, Hoshi University, Tokyo, Jepang pada 2005.

Ia mendapatkan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) atas proses pembuatan ekstrak kaya karantin dari buah pare (Momordica charantia L.) dengan metode Ionic Liquid-Ultrasound Assisted Extraction (2022), metode isolasi polimer mucilage polisakarida dari rumput laut (Gracilaria verrucosa) sebagai superdisintegran (2021), dan esterifikasi pregelatinasi pati singkong propionate sebagai bahan penyalut sediaan farmasi (2013).
 Beberapa judul karya ilmiah Prof. Silvia dalam wilayah kajian ilmu kefarmasian, diantaranya Andrographolide-Loaded Ethosomal Gel for Transdermal Application: Formulation and In Vitro Penetration Study (2022), Promising Chitosan-Alginate Combination for Rifampicin Dry Powder Inhaler to Target Active and Latent Tuberculosis (2022), Study of Valproic Acid Liposomes for Delivery Into The Brain Through an Intranasal Route (2022), Development of Transfersomal Emulgel to Enhance The Permeation Of Berberine Chloride For Transdermal Delivery (2022), dan Design of Tea Tree Oil-Loaded Nanostructured Lipid Carriers: Preparation and In Vitro Antifungal Activity (2022).

Related Posts