Kepedulian terhadap nelayan tradisional mengantarkan Ir. Hadi Tresno Wibowo menciptakan kapal plat baja untuk memudahkan kerja nelayan. Diluncurkan pada 6 Agustus 2012, kapal nelayan plat datar tersebut diperuntukkan kepada nelayan Mirasa Sejati di Desa Limbangan, Balongan, Indramayu. Dosen Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik itu tidak bekerja sendiri. Ia dibantu sejumlah dosen Teknik Perkapalan lainnya dan beberapa mahasiswa. Pria kelahiran Semarang, 17 Oktober 1955 ini ingin membuat satu terobosan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang hidup di pulau atau pesisir.
Menurutnya, perguruan tinggi harus mempunyai inisiatif untuk membantu kebutuhan masyarakat pesisir. Dalam hal ini ia berkeinginan agar UI dapat menjadi inisiator dalam bidang pelayaran rakyat. Pelayaran rakyat, kata dia, meskipun terlihat sesuatu yang kecil, namun berdampak besar terhadap pergerakan ekonomi di Indonesia sebagai negara kepulauan. Dengan pelayaran yang baik, menurutnya dapat menyatukan pulau-pulau. Saat ini, transportasi di pulau-pulau di Indonesia masih minim. Tidak jarang kesulitan akses transportasi menyulitkan masyarakat kepulauan untuk menjangkau berbagai komoditas. Masalah yang selama ini ada antara lain, sulitnya aksesibilitas sehingga harga-harga kebutuhan masyarakat menjadi mahal. Ke depan, Hadi berharap kapal plat datar yang dirancangnya mampu mengatasi masalah-masalah di pelayaran rakyat dan memicu perkembangan pulau-pulau.
Kapal yang masih mendominasi pelayaran rakyat saat ini adalah kapal tradisional yang terbuat dari kayu. Hadi berpendapat bahwa saat ini kapal kayu tidak bisa terlalu banyak diandalkan. Jumlah kayu yang secara signifikan semakin langka, ditambah kesulitan dalam pembuatan dan perbaikan jika kapal mengalami kerusakan. Hadi kemudian berinisiatif untuk membuat kapal plat datar dari baja. Kapal tersebut dibuat dari lempengan-lempengan plat baja datar. Ia mengakui bahwa bahan dasar kapal plat datar tersebut mudah didapat. Di samping itu juga proses pembuatannya mudah, tidak memerlukan waktu yang lama, juga murah. Kapal plat datar ini juga dapat didaur ulang.
Kapal yang merupakan bagian dari Pengabdian Masyarakat program Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat tahun 2012 ini, menggunakan plat datar yang terbuat dari matrial plat baja setebal 3mm, dengan panjang 7 m, lebar 2,6 m, tinggi 1,2 m, dan mesin 24 pk. Kapal juga dilengkapi dengan diameter baling-baling 40 cm dan alat tangkap jaring ikan/jaring udang. Hadi juga menambahkan bahwa kapal plat datar tersebut merupakan teknologi yang tepat guna untuk para nelayan di Indonesia.
Mahasiswa-mahasiwa Teknik Perkapalan bimbingan Hadi juga berhasil menjadi juara I (pertama) dalam Kompetisi Technopreneurship Pemuda Kementrian Riset dan Teknologi 2012. Dengan membawa nama Juragan Kapal, tim yang terdiri dari Muhammad Faishal, Adi Lingson, M. Primadya Putra, Sanlaruska Fathernas mengusung kapal plat datar untuk kapal wisata dan nelayan untuk menyelesaikan permasalahan transportasi perairan di Indonesia. Mereka merancang kapal wisata dengan bottom glass. Kapal tersebut nantinya akan digunakan untuk keperluan pariwisata di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.(Nisa)