iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Inovasi Biomekanis Berikan Dampak Besar Bagi Masyarakat dan Kualitas Hidup Manusia

Universitas Indonesia (UI) menambah jumlah guru besarnya yang berasal dari Fakultas Teknik (FT), setelah kemarin pagi (Rabu, 20/9) mengukuhkan tiga guru besar di Balai Sidang, Kampus UI Depok. Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., memimpin upacara pengukuhan yang disiarkan secara virtual melalui kanal YouTube Universitas Indonesia dan UI Teve.

Salah seorang di antara guru besar yang dikukuhkan, Prof. Dr. Yudan Whulanza, ST., M.Sc., ditetapkan sebagai Guru Besar bidang Bidang Teknologi Biomekanik. Dalam prosesi pengukuhan tersebut, ia menyampaikan pidato pengukuhan terkait perkembangan ilmu biomekanik dan peranannya dengan bidang-bidang aplikasi lain, dengan judul “Melintasi Batas dengan Inovasi Biomekanik”.

Prof. Yudan mengatakan, biomekanik adalah studi tentang aspek mekanik organisme hidup, termasuk manusia dan hewan. Para peneliti di bidang biomekanik umumnya menggunakan prinsip-prinsip fisika dan teknik untuk menganalisis dan memodelkan proses biologis ini. Aplikasi biomekanik yang dikenal saat ini adalah peningkatan kinerja atletik (sport science), perancangan produk ergonomis, pemahaman mekanisme cedera, dan pengembangan perangkat medis seperti prostetik dan implan ortopedi/dental.

Beberapa perkembangan teknologi bioenjiniring-biomekanik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup, telah mulai masuk pada fase uji kepada manusia dan diperkirakan akan hadir secara masif dalam 10-20 tahun ke depan. Implan menjadi lebih nyaman digunakan dalam hal presisi pengerjaan dengan manufaktur aditif, lebih aman, dan ramah karena menggunakan bahan yang dapat diserap tubuh.

Prof. Yudan menyampaikan, Indonesia adalah salah satu pasar terbesar dunia dengan jumlah penduduk terbesar keempat dan memiliki potensi pertumbuhan industri alat kesehatan yang atraktif. “Sungguh suatu peluang, bagi pengembangan produk biomekanik nasional. Selain political will, hal ini mustahil terjadi tanpa kesiapan hadirnya generasi emas inventor Indonesia di bidang bioenjineering-biomekanika,” ujar Prof. Yudan.

Menurutnya, terdapat tiga tiang (pillars) strategi bagi dunia pendidikan untuk mewujudkan generasi emas ini, yang pertama adalah collaborative multidisciplinary research. Melalui kolaborasi lintas ilmu dan institusi ini, dapat memenuhi penyusunan standar produk nasional dan pengujian produk serta pemenuhan kajian kebijakan untuk penguatan produk nasional.

Kedua adalah platform teaching industry, hal ini dapat mentransformasi hak kekayaan intelektual (HaKI) ke produk komersil melalui pihak industri dan menghasilkan HaKI alat kesehatan yang kredibel di tingkat nasional atau regional. Terakhir, socio-entreprenuership outreach program, yakni program yang menginduksi produk inovatif baru kepada masyarakat secara langsung dengan keterlibatan masyarakat dan industri mitra. Selain itu, untuk memperkenalkan pusat riset dan pusat inovasi pada masyarakat luas.

Mewujudkan produk inovasi memang tidak mudah tetapi bukannya tidak mungkin, katanya. Talenta dan fasilitas yang unggul, dukungan pimpinan, serta dukungan regulasi pemerintah, akan memperbesar peluang sukses inovasi tersebut. “Kami telah berhasil melakukan riset bersama (multi-fakultas dan multi-institusi) dan kolega klinisi dari RSCM/RSUI/RS mitra lain di mana beberapa adalah mahasiswa S2 dan S3 dengan skema pembimbingan bersama,” ujar Prof. Yudan.

Salah satu produk inovasi yang berhasil, berangkat dari kisah pandemi tahun 2020. Tantangan saat itu adalah untuk menjawab keterbatasan supply global alat pengambil sampel uji Covid-19 untuk kebutuhan nasional. “Akhirnya kami berhasil mendistribusikan 600.000 unit produk atau setara Rp 6M ke berbagai pusat kesehatan pada pertengahan 2020,” kata Prof. Yudan. Salah satu proses dari pembuatan produk ini diinspirasi dari metode pembentukan substrat pada kultur jaringan. Kemudian proses scale-up dilakukan dengan teknologi yang biasa digunakan di industri otomotif.

Ia menekankan bahwa biomekanik dan mindset inovasi merupakan dua sisi dalam satu mata uang yang saling mendukung untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. “Dengan kolaborasi dan upaya bersama, inovasi biomekanis memiliki potensi untuk dampak yang besar bagi masyarakat dan kualitas hidup manusia secara keseluruhan,” kata Prof. Yudan. Dalam pengukuhannya tersebut tampak hadir Director for Legal, External Affairs and Circular Economy, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Edi Rivai dan Guru Besar FT Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN.Eng.

Prof. Yudan menamatkan pendidikan sarjananya di FTUI pada 1993. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan Magister di Mechanical Engineering, University of Aachen dan lulus pada 2000. Di tahun 2006, ia melanjutkan pendidikan doktoralnya di Bioengineering, University of Pisa dan lulus pada 2012. Beberapa karya ilmiahnya yang telah dipublikasikan dalam tiga tahun terakhir, di antaranya berjudul On-chip Testing of a Carbon-based Platform for Electro-adsorption of Glutamate (2022); Tailoring mechanical properties and degradation rate of maxillofacial implant based on sago starch/polylactid acid blend (2022); dan Additive manufacturing of metallic based on extrusion process: a review (2021).

Related Posts