“Di era digital ini, perpustakaan menjadi instrumen penting dalam mendiseminasikan informasi terkait pembelajaran, riset, dan pengembangan di perguruan tinggi. Sebagai agen transformasi, perpustakaan harus melakukan upaya signifikan dalam mengadopsi teknologi untuk mengembangkan kualitas dan variasi layanan,” kata Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia (UI).
Pernyataan Prof. Haris tersebut disampaikan dalam webinar “Pustakawan sebagai Kreator Konten: Strategi Promosi di Media Sosial dengan Storytelling”, pada Senin (28/3). Dalam diskusi tersebut, dibahas pentingnya penguasaan teknologi bagi para pustakawan demi penyebaran informasi yang masif. Selain kemampuan teknis, pustakawan dituntut untuk membuat konten di media sosial agar manfaat literasi dapat meluas. Media sosial dan konten kini menjadi penting karena merupakan kunci menampilkan citra diri di mata publik.
Menurut Founder Komunitas Dongeng Kota Hujan, Suci Yoskarina, content writer harus menerapkan prinsip KISS (keep it short and simple), mampu berbahasa yang baik, dan dapat berpikir kreatif. Menulis secara efektif diperlukan agar poin yang disampaikan langsung diterima pembaca. Untuk memudahkan pembaca memahami pesan yang disampaikan, konten yang dibuat harus menggunakan bahasa yang baik. Konten yang dihasilkan juga harus menarik, berbeda dari yang lain, dan tidak monoton sehingga diperlukan daya pikir kreatif.
Suci menambahkan, untuk mendapatkan konten yang menarik, content writer harus mengenali target audiens. Ini dilakukan agar konten yang dihasilkan tepat sasaran. Selain itu, penulis juga harus menentukan inti cerita secara ringkas, jenis cerita yang akan dihasilkan, call to action, serta media yang tepat untuk bercerita. Misalnya, jika ingin menampilkan berbagai koleksi yang ada di perpustakaan, akan lebih menarik apabila konten yang ditampilkan berupa video daripada sekadar foto dan tulisan.
Konten media sosial memiliki peran penting untuk branding. Digital Creator Sintiawithbooks, Sintia Astarina, menjelaskan, branding penting untuk organisasi atau institusi karena membuat mereka lebih dikenal, meningkatkan kepercayaan audiens, serta berguna dalam penyampaian pesan dan nilai. Branding di media sosial dibangun melalui beberapa cara, salah satunya dengan konten storytelling. Konten storytelling memiliki dampak yang besar karena membangun kedekatan emosional dengan audiens.
Agar konten storytelling lebih maksimal, tulis cerita atau pengalaman pribadi yang berkaitan dengan konten tersebut. Cerita personal akan memantik kedekatan emosional dengan audiens dengan pengalaman sama. Selajutnya, kemas cerita dengan menarik, misalnya dengan mengundang rasa penasaran di bagian awal atau buat dalam format kreatif. Pastikan ada nilai khusus sehingga konten tersebut bermanfaat bagi audiens.
Fungsi utama media sosial bagi perpustakaan adalah memaksimalkan publikasi. Perpustakaan bisa memiliki audiens baru karena tidak terbatas jarak. Pustakawan Perpustakaan UI, Moethia Anggraeni, menyebutkan, saat ini media sosial yang digunakan Perpustakaan UI adalah Instagram. Instagram dipilih karena penggunanya sesuai dengan target audiens dan menawarkan fitur yang lengkap. Melalui platform ini, pustakawan dapat mengunggah foto, video panjang dan singkat, dan siaran langsung.
Penggunaan media sosial bagi perpustakaan memiliki keuntungan tersendiri karena perpustakaan adalah gudang konten. Koleksi buku dari berbagai bidang ilmu bisa dimanfaatkan menjadi konten. “Mau bikin konten tentang mental health, perpustakaan punya bukunya. Kita cukup baca buku, ambil intinya, lalu buat itu jadi konten,” kata Moethia.
Perpustakaan UI memiliki peran strategis untuk mencapai visi dan misi sesuai Tri Darma Perguruan Tinggi. Saat ini, ada sekitar 1,5 juta koleksi yang disimpan di Perpustakaan UI dan perpustakaan fakultas. Sebagai unit pendukung pengajaran dan penelitian, Perpustakaan UI terus mengembangkan diri dengan menambah koleksi, melanggan online database, mengembangkan sistem, serta memberikan layanan kepada pengguna. Informasi koleksi Perpustakaan UI dapat diakses di laman https://lib.ui.ac.id/ dan jadwal kegiatan Perpustakaan UI dapat dilihat di akun Instagram @ui_library.
Penulis: Almas|Editor: Sapuroh
Selengkapnya: