Depok, 2 Desember 2024. Universitas Indonesia (UI) melalui Bakul Budaya Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) mengadakan Bincang-Bincang Bakul Budaya bertajuk “Healing, Musik, dan Candi”. Acara tersebut berlangsung pada Sabtu (30/11), di Auditorium Gedung I FIB UI, dengan menghadirkan dua musisi ternama, yakni Syaharani dan Sonny Hudisaksono. Keduanya memperkenalkan single terbaru berjudul “Saga” dan “Freeway” yang terinspirasi dari candi sebagai peninggalan budaya masa lalu.
Dalam acara tersebut, Syaharani dan Sonny berbagi proses kreatif dari hasil membaca setumpuk literasi tentang candi hingga menghasilkan lagu yang begitu deep. “Saga dan Freeway adalah karya yang menggambarkan usaha manusia sejak dulu untuk menemukan ketenangan, ketenteraman, jati diri, dan jalan untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Semoga melalui karya ini, generasi muda lebih tertarik untuk memahami dan mempelajari budaya bangsa kita, sehingga tumbuh dalam diri mereka keinginan untuk menjaga dan melestarikannya,” ujar Syahrani.
Acara diskusi yang dihadiri sekitar 140 peserta ini juga diperkaya dengan pemaparan dari arkeolog sekaligus Ketua Dewan Guru Besar FIB UI, Prof. Dr. Agus Aris Munandar. Dalam kesempatan itu, Prof. Agus mengulas sejarah Kompleks Percandian Buddha Muaro Jambi dan Kompleks Percandian Hindu Gunung Penanggungan sebagai tempat ibadah dan simbol peradaban masa silam.
Ia mengatakan, “Kompleks Percandian Muarojambi merupakan kawasan arkeologi berlatar keagamaan Buddha Mahayana, sedangkan sebagian besar candi di Kompleks Percandian Gunung Penanggungan berlatar keagamaan Hindu Saiwa. Muarojambi yang berkembang dari abad ke-7 hingga awal abad ke-11 berpengaruh terhadap penyebaran agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya, sementara Penanggungan yang berdiri dari awal abad ke-10 hingga awal abad ke-16 diasosiakan dengan masyarakat Majapahit.”
Selain diskusi interaktif, acara juga dimeriahkan dengan penampilan musik dari Syaharani x Sonny Hudisaksono; Koreografi “Saga dalam Gerak Tari” oleh pengajar tari Bakul Budaya, Emma Wuryandari; serta beragam kuliner “Pasar Bakul”. Ketua Umum Bakul Budaya, Dewi Marhaeni, menyebut bahwa kolaborasi dari pelaku budaya dan akademisi yang terinspirasi dari peninggalan budaya leluhur terbukti mampu menjadi sarana pengenalan budaya untuk para generasi muda dengan pendekatan yang lebih mudah diterima.
“Semoga ke depannya akan lebih banyak kolaborasi yang menjadi sarana untuk mengenalkan budaya dan sejarah Nusantara dengan pendekatan yang mudah diterima oleh generasi muda. Dengan begitu, generasi muda dapat terinspirasi untuk mengenali jati diri bangsa mereka, dan ini merupakan salah satu upaya pemajuan kebudayaan nasional Indonesia,” ujar Dewi.
Penulis: Humas Bakul Budaya | Editor: Sasa