Stroke merupakan penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Berbagai permasalahan yang muncul serta komplikasi yang diderita pasien akan dapat memperburuk kualitas hidup pasien. Perawat dan petugas kesehatan memiliki tugas membantu pasien, terutama pasien stroke untuk mengembangkan kemampuan self-care (kemandirian) pasien.
Dari latar belakang tersebut, Heny Susaeni Pangastuti meneliti dan mengembangkan model peningkatan kemandirian pasien stroke untuk pengelolaan faktor risiko kekambuhan terhadap pengetahuan, self-efficacy dan kemandirian. Selasa (5/1/2015), Heny mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengembangan Model Peningkatan Kemandirian Pasien Stroke untuk Pengelolaan Faktor Risiko Kekambuhan” di hadapan para penguji di Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) UI.
Model peningkatan kemandirian pasien stroke yang dikembangkan Heny merupakan sebuah model supportive educative yang diberikan perawat bagi pasien stroke yang telah melewati masa akut dan telah mulai pada fase rehabilitasi dan melakukan kontrol di poliklinik. “Model ini juga melibatkan keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam mengelola faktor risiko kekambuhan,” ungkap Heny.
Model ini meliputi empat komponen, yaitu pendidikan kesehatan tentang stroke, faktor risiko kekambuhan dan pengelolaan faktor risiko kekambuhan, bimbingan dan arahan, serta dukungan dan penyediaan lingkungan fisik dan psikososial yang kondusif.
“Kegiatan pada model ini terdiri dari tiga kali pertemuan konsultasi individual dengan pasien dan keluarga saat pasien kontrol di poliklinik dan dua kali pemantauan serta pemberian dukungan melalui telepon,” jelas Heny.
Sumber : nursing.ui.ac.id
