Kebersihan lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, lingkungan yang kotor dapat menimbulkan berbagai penyakit atau yang biasa disebut dengan penyakit berbasis lingkungan (PBL). Jenis PBL, diantaranya demam berdarah (DB), malaria, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), diare, tuberkulosis paru, penyakit kulit, cacingan, leptospirosis,- dan filariasis. Berbagai PBL tersebut dapat dicegah dengan perilaku hidup yang bersih dan sehat (PHBS).
Salah satu daerah di Indonesia yang rentan terhadap PBL adalah Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Untuk itu, mahasiswa Program Doktor Ilmu Biomedik (PDIB) bersama dengan Program Sarjana dari Program Studi Kedokteran dan Biologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melaksanakan kegiatan kepedulian kepada masyarakat dalam bentuk sosialisasi kesehatan dengan tema “Menggugah kesadaran masyarakat di Kelurahan Panjunan Wilayah Pesisir Cirebon terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan Penyakit Berbasis Lingkungan” pada, Sabtu (03/09).
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) UI, Dr. Melva Louisa, S.Si, M.Biomed., mengatakan, penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi salah satu upaya dalam mencegah infeksi penyakit berbasis lingkungan. PHBS merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikan berdasarkan kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, kelompok, atapun masyarakat luas agar peduli dan mengutamakan kesehatan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih berkualitas.
Lebih lanjut, PHBS dapat diterapkan di lingkungan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan, dan tempat umum. Lingkungan rumah tangga (keluarga) merupakan unit yang sangat berperan dalam penerapan kebiasaan PHBS. Oleh karena itu, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang PHBS merupakan langkah penting untuk pencegahan penyakit berbasis lingkungan.
Ada 10 indikator dalam penerapan PHBS, yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang bayi dan balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, ketersediaan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah. Sebelum acara sosialisasi dimulai, pengmas yang dihadiri sebanyak 100 peserta ini dilakukan pemeriksaan kesehatan pada setiap peserta. Pemeriksaan meliputi tekanan darah, gula darah, dan pemberian multivitamin.
Selanjutnya, paparan materi disampaikan perwakilan mahasiswa PDIB, yaitu dr. Rebecca Angka, M.Biomed. Materi sosialisasi dilanjutkan dengan pemeriksaan kualitas air dan keberadaan larva nyamuk di dalam air, yang disampaikan oleh Anom Bowo Laksono, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Seluruh peserta juga diajak untuk kembali belajar cara mencuci tangan yang baik dan benar dengan menggunakan sabun serta air mengalir. Praktek mencuci tangan dipandu oleh Aurelia dari Program Sarjana Kedokteran.
Kepala Tata Usaha Puskesmas Pesisir, Molly Umairi, SKM, S.ST, M.Kes., dalam sambutuannya mengatakan, setiap tahun gambaran perilakuk hidup bersih dan sehat masyarakat di Kelurahan Panjunan selalu rutin dipotret setiap tahunnya. “Kader kesehatan di Kelurahan Panjunan telah ikut berpartisipasi aktif menjadi perpanjangan tangan dari puskesmas dalam menjangkau warga untuk melakukan promosi kesehatan dan salah satunya adalah tentang PHBS,” kata Molly.
Lurah Panjunan, Wantori, SE, M.M., menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian dan kesempatan yang diberikan oleh UI dalam mensosialisasikan tentang penyakit berbasis lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat. “Semoga sosialisasi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan untuk masyarakat terutama kader kesehatan Kelurahan Panjunan yang hadir pada kesempatan ini,” ujarnya.