Menjadi pencetak dokter olahraga pertama dan satu-satunya di Indonesia, Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga Fakultas Kedokteran UI sejak tahun 1990 sampai saat ini telah melahirkan lebih dari 50 dokter olahraga. Program studi ini awalnya dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat olahraga akan tenaga medis yang handal dalam memberikan layanan kesehatan untuk masyarakat olahraga. Masyarakat olahraga yang dimaksud terdiri atlet, dan komunitas atau individu yang berolahraga.
Peran dokter olahraga menjadi penting karena setiap orang yang berolahraga memerlukan kondisi tubuh yang prima untuk dapat melakukan kegiatan olahraga. Menurut Ketua Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga dr. Jull Kurniarobbi, SpKO, setiap orang, tidak hanya atlet dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mendapatkan gambaran kondisi tubuh sebelum mulai berolahraga. “Untuk atlet bersifat keharusan sebelum memulai musim kompetisi yang baru. Selanjutnya perlu dilakukan pemantauan berkala untuk memastikan tujuan latihan tercapai dan dampak latihan sesuai yang diharapkan,” kata Bobby, sapaan akrab dr. Jull Kurniarobbi, SpKO.
Orang yang berolahraga dapat mungkin tidak diperkenankan mengikuti latihan atau sebuah kompetisi oleh dokter olahraga, jika sebelum olahraga orang tersebut terindikasi mengalami cedera atau kondisi lain yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Lebih lanjut Bobby mengatakan, bahwa dalam dunia olahraga, ada penyakit-penyakit yang mungkin muncul seperti penyakit tulang dan sendi, infeksi kulit, saluran nafas, dan penyakit lain akibat latihan yang tidak tepat. Risiko dan penyakit yang muncul dari setiap cabang olahraga juga dapat berbeda-beda. “Hal tersebut akan bergantung pada tingkat kesehatan, kapasitas dan toleransi tubuh terhadap latihan, paparan faktor lingkungan serta sifat olahraga yang dilakukan,” jelas Bobby.
Untuk memberikan pelayanan kedokteran olahraga, pada tahun 2007 Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI dan alumni Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga UI mendirikan Exercise Clinic. Tujuan didirikannya lembaga ini antara lain dengan tujuan memperbaiki status kesehatan dan kebugaran bagi orang yang berolahraga. Selain itu, menurut Bobby, terbentuknya klinik ini juga untuk memberikan nilai tambah bagi sivitas akademika FKUI. “Hal ini dilakukan sejalan dengan temuan berbagai riset yang memperlihatkan bahwa kurang aktifitas fisik berdampak buruk terhadap kesehatan berupa peningkatan risiko terhadap Penyakit Tidak Menular (Non Communicable Diseases),” pungkas Bobby.
Dalam Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga ini, ilmu yang didapatkan mahasiswa antara lain tentang struktur dan fungsi tubuh, berbagai jenis gerak dan pelatihan fisik, manajemen dan pengalaman dalam memberikan layanan dan pengayoman individu dan kelompok olahraga, serta kajian dan penulisan ilmiah tentang olahraga dan kesehatan. Setiap mahasiswa dalam program studi ini menjalani masa studi selama 7 semester termasuk 1 semester awal untuk matrikulasi bersama seluruh peserta program pendidikan dokter spesialis lainnya di FKUI. Dokter olahraga lulusan program studi ini diantaranya dibutuhkan pada bidang-bidang yang memiliki kaitan dengan olahraga seperti, di lingkungan ABRI dan Kepolisian, pusat-pusat pelatihan olahraga, perkumpulan olahraga, universitas, laboratorium olahraga, balai kesehatan olahraga masyarakat, juga klinik dan rumah sakit. (KHN)