id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Humanitarian Islam: Pilar Perdamaian Menuju Indonesia Emas

Depok, 5 November 2024. Presiden RI, Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Prabowo Subianto, melalui Menteri Agama Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., menyampaikan pesan pada pembukaan *International Conference on Humanitarian Islam* di Universitas Indonesia (UI) mengenai komitmen Indonesia dalam mendukung perdamaian dunia. Prabowo menekankan bahwa “Humanitarian Islam” sebagai warisan budaya Indonesia mampu menjadi pilar utama untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045, yakni menjadikan Indonesia negara maju yang aktif dalam perdamaian global. Indonesia diharapkan memimpin dalam dialog dan kerja sama antarbangsa demi dunia yang harmonis dan berkeadilan.

Acara ini dihadiri sejumlah pejabat tinggi, termasuk Menteri Luar Negeri Letnan Satu Inf. (Purn.) H. Sugiono, Menteri Sosial Drs. K.H. Saifullah Yusuf, dan Menteri Perlindungan Pekerja Migran H. Abdul Kadir Karding, S.PI, M.Si. Selain itu, hadir pula tokoh-tokoh dunia, akademisi, serta ulama dari berbagai negara, di antaranya Professor Robert W. Hefner dari Boston University AS, dan Professor Greg Barton dari Deakin University, Australia. Konferensi ini diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama UI dan Centre for Shared Civilizational Values (CSCV) di Jakarta pada 5–6 November 2024.

Ketua Umum PBNU, K.H. Yahya Cholil Staquf, menguraikan bahwa konferensi bertujuan mempromosikan wajah Islam yang moderat, inklusif, dan berbasis nilai-nilai kemanusiaan, yang dapat menjamin kesejahteraan dan perdamaian dunia. Gagasan *Humanitarian Islam* ini mengacu pada ajaran Ahlusunnah wal Jamaah an-Nahdliyah tentang tawasuth (tengah-tengah), tasamuh (toleransi), tawazun (berimbang), dan i’tidal (adil), yang menjadi solusi terhadap krisis global seperti konflik, ketidakadilan, dan ancaman perang. Konferensi ini menekankan bahwa *Humanitarian Islam* harus diterapkan dalam langkah nyata dan melibatkan instrumen yang tepat untuk menciptakan masyarakat damai dan inklusif.

Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D, menyatakan bahwa harmoni dunia bisa tercipta melalui pendekatan antarbudaya yang menjunjung keterbukaan, saling menghargai, dan kesadaran kritis. Dalam semangat ini, UI mengambil peran sebagai universitas inklusif yang mendorong dialog lintas agama dan budaya, sejalan dengan Dharma Pendidikan Tinggi untuk memajukan kemanusiaan yang lebih luas. Konferensi ini diharapkan menghasilkan karya ilmiah dan rekomendasi strategis dalam memperkuat misi *Humanitarian Islam*, yang bermanfaat bagi masyarakat internasional.

Prof. Ari juga menekankan bahwa UI berkomitmen untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045 dengan membangun generasi muda yang memahami pentingnya humanisme dan perdamaian. Sebagai pusat akademik, UI memfasilitasi ruang bagi keberagaman perspektif dan mendorong masyarakat kampus untuk menjadi agen perubahan yang mengutamakan perdamaian dan kasih sayang, menempatkan Islam bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai solusi global.

Sebagai universitas inklusif dan toleran, UI mengakomodasi beragam perspektif dan kepercayaan yang ada di dalam komunitasnya, menciptakan ruang untuk dialog lintas agama dan budaya. UI juga berperan aktif dalam mengimplementasikan nilai-nilai humanisme dan perdamaian, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang mengedepankan Humanitarian Islam sebagai fondasi harmoni dan kemajuan global.

Related Posts