id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Mahasiswa UI Peduli Siswa Sekolah "Master"

Berawal dari kepedulian sejumlah mahasiswa dan relawan dari warga sekitar Depok, Sekolah Masjid Terminal atau yang lebih dikenal dengan Sekolah Master sejak tahun 2000 mulai beroperasi. Terletak di kawasan Terminal Depok, Sekolah Master awalnya dibangun dengan sangat sederhana. Seiring semakin dikenalnya sekolah tersebut, kepedulian pun datang silih berganti. Sekarang, Master sudah cukup berkembang dengan bangunan baru. Sudah ada sekitar 30 ruang kelas yang menampung siswa-siswa dari tingkat taman kanan-kanak hingga sekolah menengah atas (SMA). Siswa-siswa sekolah tersebut tak hanya berasal dari anak-anak jalanan yang bermukim di Terminal Depok, tetapi juga dari anak-anak keluarga tidak mampu yang tinggal di sekitar Depok.

Berangkat dari kepedulian untuk menyumbangkan ilmu pada siswa Master, BEM FEUI sudah sejak tahun 2008 lewat program kerjanya yang dinamakan program Master FEUI, memberikan layanan bimbingan belajar gratis bagi siswa-siswa di sana yang akan menghadapi ujian nasional dan persiapan masuk perguruan tinggi. Ada dua program yang mereka jalankan. Pertama, bimbingan belajar untuk persiapan menghadapi ujian nasional. Bimbingan belajar tersebut diadakan di Sekolah Master pada hari Senin hingga Jumat dari pukul 16.30 sampai 18.00 setiap harinya. Sementara itu, BEM FEUI juga mengadakan bimbingan belajar intensif yang bertempat di Fakultas Ekonomi UI. Program yang juga ditujukan untuk siswa Master tersebut, diadakan untuk persiapan menghadapi tes masuk perguruan tinggi. Setiap tahunnya, BEM FE memberikan kesempatan pada mahasiswa-mahasiswa FE yang bersedia meluangkan waktunya untuk mengajar siswa-siswa Master. Untuk tahun 2013 ini ada sekitar 25 mahasiswa yang mengajar di bimbingan belajar tersebut.

Rahmania Eridaputri, salah satu mahasiswa FE yang pernah ambil bagian dalam mengurus bimbingan belajar Master mengungkapkan kebanggaannya terhadap siswa-siswa Master. Menurutnya, siswa-siswa tersebut mempunyai cita-cita yang tinggi dan semangat untuk mencapainya. Terkait dengan sikap anak-anak jalanan yang terkesan nakal, ia membantahnya. “Walau sering ya anak jalanan dicap sebagai anak-anak bandel, tapi nyatanya mereka itu nggak jauh beda sama anak-anak lain,” ujar Nia, panggilan akrabnya.
Siswa bimbingan belajar Master FEUI di periode tahun ini beragam. Tidak hanya berasal dari siswa Master, diterima pula siswa tidak mampu lainnya. Sebut saja Perez, putra keturunan NTT tersebut belajar selama hampir satu tahun di sana. Ia mendapatkan ilmu dan pendampingan hingga dapat diterima di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI tahun 2013 ini. Perjuangan mahasiswa FEUI telah lama mengantarkan banyak anak tembus ke perguruan tinggi negeri. Setidaknya sampai tahun 2012 sudah ada 14 siswa yang mengikuti bimbingan belajar Master yang berhasil diterima di perguruan tinggi negeri.

Penggiat bimbingan belajar Master lainnya, Luqman Hakim, mengakui bahwa di awal masa pembelajaran nilai-nilai yang dihasilkan para siswa belum maksimal. Berkat keteguhan dan ketegasan pengajar, nilai-nilai mereka pun membaik. Kedepannya Luqman berharap akan semakin banyak siswa Master yang dapat ditampung. Ditanya soal manfaat positif membantu siswa Master, ia mengaku sangat banyak manfaat yang didapatkannya. “Kami sendiri yang terima kasih ke mereka, karena kami juga diajak untuk selalu bersyukur dan memotivisi diri sendiri,” ujar Luqman.

Ditambahkan oleh Elis Fitriyani, yang juga pengurus bimbingan belajar Master, salah satu kendala yang dihadapi bimbingan belajar Master diantaranya adalah, adanya beberapa siswa yang tidak melanjutkan belajar untuk persiapan tes ke perguruan tinggi. Alasannya beragam, mulai dari diminta mencari nafkah oleh pihak keluarga hingga keengganan belajar siswa itu sendiri meskipun telah didukung keluarga dan para pengajar. Jika sudah ada larangan dari keluarga, lanjut Elis, para pengajar tidak bisa berbuat banyak.
Selanjutnya, mahasiswa-mahasiswa pekerja sosial tersebut tak hanya membantu dari segi akademik, mereka juga membantu siswa didiknya hingga mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi yang ditujunya. Mereka selalu memastikan bahwa tidak ada lagi permasalahan soal biaya yang dirasakan oleh siswanya. “Kami bantu sampai mencarikan beasiswa untuk memastikan mereka bisa membayar kuliah,” tegas Elis.(KHN)

Related Posts