Depok, 23 Januari 2025. Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dari Program Doktoral Fakultas Farmasi (FF), Vera Ladeska, meneliti potensi Tetracera indica dan Tetracera macrophylla sebagai antioksidan dan antiinflamasi penghambat enzim lipoksigenase. Hasil penelitiannya tersebut disampaikan dalam sidang promosi doktor yang diadakan pada Senin (6/1), di Ruang Sidang Besar, Gedung Pascasarjana FFUI, Kampus Depok.
Dalam pidatonya, Vera mengatakan bahwa inflamasi adalah respons perlindungan tubuh terhadap cedera jaringan. Namun, jika tidak segera ditangani, dapat memicu peningkatan radikal bebas yang berisiko menimbulkan disfungsi organ dan berujung pada penyakit kronis. “Melalui penelitian ini, kami ingin menggali potensi tanaman Tetracera macrophylla dan Tetracera indica yang dikenal dalam pengobatan tradisional, yang memiliki kandungan senyawa bioaktif seperti fenol, flavonoid, dan terpenoid yang berfungsi sebagai antioksidan dan antiinflamasi,” ujarnya.
Dalam prosesnya, ia berhasil mengisolasi enam senyawa aktif dari ranting Tetracera macrophylla, yaitu (1) asam 2,3-dihidroksi-olean-12-en-28-oat; (2) asam 3,4-dihidroksi benzoate; (3) 2-hidroksi-olean-12-en-3beta-ol; (4) asam 3-hidroksi olean-11-on-12-en-28-oat; (5) kaempferol 3-glukosida; dan (6) katekin. Enam senyawa ini menunjukkan aktivitas antioksidan yang signifikan, terutama senyawa 1 dan 4 yang memiliki potensi paling kuat sebagai penghambat aktivitas enzim lipoksigenase (LOX), baik secara in vitro maupun in silico.
Dari hasil risetnya, Vera menemukan bahwa Tetracera macrophylla memiliki potensi lebih besar dibandingkan Tetracera indica dalam mengatasi inflamasi dan oksidasi. Hal tersebut karena ekstrak etil asetat ranting Tetracera macrophylla memiliki kandungan fenol dan flavonoid yang tinggi serta aktivitas antioksidan yang sangat baik. Selain itu, dua senyawa yang terkandung di dalamnya, yakni 1 dan 4, juga berinteraksi paling kuat dengan protein LOX, yang menjadikan keduanya kandidat potensial sebagai agen antiinflamasi. Pengembangan terapi antiinflamasi berbasis bahan alam, khususnya Tetracera macrophylla, berpotensi dikembangkan sebagai sumber obat.
Prof. Arry Yanuar yang merupakan Dekan FFUI sekaligus Ketua Sidang mengapresiasi penelitian Vera terkait pengembangan obat berbasis bahan alam. “Penelitian Dr. Vera menunjukkan potensi besar tanaman Tetracera macrophylla sebagai sumber senyawa bioaktif yang dapat dijadikan alternatif terapi antioksidan dan antiinflamasi. Hasil penelitian ini tidak hanya memperkaya khazanah ilmiah dalam bidang farmasi, tetapi juga membuka peluang pengembangan obat berbasis bahan alam yang lebih aman dan efektif untuk pengelolaan penyakit kronis,” ujarnya.
Berkat penelitian ini, Vera meraih gelar Doktor Ilmu Farmasi di FFUI dengan yudisium summa cumlaude. Sidang promosi doktor tersebut diketuai oleh Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si., dengan Promotor Prof. Dr. apt. Berna Elya, M.Si., serta Ko-promotor, Prof. Dr. Muhammad Hanafi, M.Sc. dan Prof. Dr. Kusmardi, M.S. Disertasinya diuji di hadapan para penguji, yakni Prof. Dr. apt. Hayun, M.Si.; Prof. Dr. rer. Physiol. dr. Septelia Inawati Wanandi; Prof. Dr. apt. Sukrasno, M.S.; dan Prof. Dr. apt. Fadlina Chany Saputri, M.Si.
###
Penulis: Humas FF/Editor: Sasa