id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Manfaatkan AI untuk Olah Naskah Kuno, Perpustakaan UI Raih Juara 1 pada KPDI ke-15

Depok, 23 Agustus 2024. Dengan menunjukkan potensi besar Artificial Intelligence (AI) dalam mengolah, menerjemahkan, dan mentranskripsi naskah kuno beraksara China tradisional, Tim Peneliti Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih Juara 1 pada Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke-15 Tahun 2024. Konferensi tersebut diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bersama Forum Perpustakaan Digital Indonesia dan Universitas Lampung pada 6-9 Agustus 2024, di Hotel Grand Mercure, Bandar Lampung.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Mariyah, S.Sos., M.Hum., dan Sony Pawoko, S.Sos., M.T.I., diketahui bahwa proses pengkatalogkan naskah kuno dengan bantuan teknologi AI menjadi lebih mudah dan dapat diterapkan dalam sistem di Perpustakaan UI.

Saat ini, UI memiliki 10.000 judul koleksi naskah kuno beraksara China tradisional. Naskah-naskah ini tidak hanya penting secara historis bagi bangsa Indonesia, tetapi juga memberikan wawasan tentang kehidupan, budaya, hukum, pemerintahan, filsafat, nilai-nilai, dan pengetahuan yang dikembangkan oleh peradaban Tiongkok selama berabad-abad.

Teknologi Optical Character Recognition (OCR) berbasis deep learning yang ada pada Google Lens, berhasil mengenali karakter China tradisional dengan presisi tinggi. Hasil dari OCR tersebut dapat dilakukan penyalinan teks dengan sempurna, sehingga memudahkan dalam penerjemahkan teks yang terdapat dalam naskah kuno.

“Dengan kemampuan teknologi AI yang terus meningkat, pemustaka juga dapat menemukan dan memahami isi dalam naskah kuno China tradisional meskipun belum pernah belajar tulisan dan bahasa China tradisional,” ujar Mariyah yang juga merupakan Kepala UPT Perpustakaan UI.

Menurut Sony, naskah kuno China tradisional banyak yang memiliki kaitan dengan sumber primer literatur sejarah di Indonesia. Prasasti Kudadu dan Kakawin Negara Kertagama yang membahas berdirinya Majapahit, perlu didukung literatur sezaman dari China.

Sumber literatur sezaman ditulis pada masa dinasti Yuan dan juga prasati yang dibuat oleh para jendral yang diutus oleh Kubilai Khan untuk menaklukkan Nusantara. Misi itu sekaligus menuntut balas atas perlakuan Raja Kertanegara dari Singhasari yang tidak mau tunduk pada kekaisaran Mongol bahkan merusak wajah dan memotong telinga utusannya yang bernama Men Shi.

“Dari sumber sezaman dari China ini, kita dapat melengkapi 5W + 1H dari penulisan sejarah yang belum lengkap. Pada prasasti Pasir Cina di Pulau Serutu yang beraksara China tradisional, kita mengetahui penyerangan ke Jawa oleh Dinasti Yuan menggunakan 500 kapal, jika satu kapal dapat memuat 50 orang maka sesuai dengan catatan para jendral, yaitu Shi-bi, Ike Mese, dan Gaoxing yang mengatakan bahwa jumlah pasukannya berjumlah antara 20.000-30.000 prajurit perang. Dari catatan mereka kita juga tahu waktu kedatangan dan penyerangan ke Daha,” kata Sony.

Lebih lanjut ia menambahkan, temuan ini tentunya sangat membanggakan karena dapat menjadi awal untuk mengolah koleksi naskah kuno China tradisional yang sudah puluhan tahun belum dikelola dan dilayankan kepada pemustaka.

KPDI ke-15 Tahun 2024 ini dihadiri lebih dari 350 peserta ini bertujuan untuk menjadi sarana berbagi pengalaman, pengetahuan, saran dan rumusan mengenai implementasi dan pemanfaatan AI dalam perpustakaan digital. Rangkaian dalam konferensi tersebut, meliputi presentasi makalah, workshop, diskusi panel, pameran serta memperkenalkan seni dan budaya Lampung. Sebanyak 110 makalah call for paper masuk untuk mengikuti konferensi ini, namun hanya 16 makalah yang terpilih dan lolos untuk dipresentasikan di perhelatan KPDI ke-15 ini.

Related Posts