iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Mapala UI dan Aksi “Baka-Raya Project” di Taman Nasional Bukit Baka dan Bukit Raya Kalbar

Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah bagaimana memajukan ekonomi suatu daerah dengan tetap mengindahkan kelestarian lingkungan di tengah ancaman perubahan iklim. Hal ini menggerakkan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) untuk turut berkontribusi memajukan daerah melalui “Baka-Raya Project” yang diselenggarakan pada 7–28 Agustus 2022, di Taman Nasional Bukit Baka dan Bukit Raya (TNBBBR), Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

“Baka-Raya Project” merupakan rangkaian kegiatan yang diadakan Badan Khusus Pelantikan (BKP) Mapala UI 2022 bagi para calon anggota Mapala UI. Kegiatan ini meliputi tiga hal, yaitu kampanye pendakian netral karbon; pembukaan jalur baru untuk pendakian Gunung Bukit Raya; serta inisiasi proyek sosial Pojok Literasi. TNBBBR dipilih sebagai tempat tujuan karena adanya kesamaan semangat antara Mapala UI dan Pemerintah Kabupaten Sintang yang menggagas Rencana Aksi Daerah (RAD) Sintang Lestari, demi mewujudkan masyarakat sejahtera melalui pariwisata.  Hal itu dilaksanakan dengan memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam dan kondisi lingkungan.

Baka-Raya Project memberangkatkan tim gabungan calon anggota Mapala UI, anggota Mapala UI, dan personel Dinas Jasmani TNI Angkatan Darat ke Desa Rantau Malam, Kabupaten Sintang. Prinsip pendakian mereka adalah pendakian netral karbon, yakni menghitung, mengganti, dan mengurangi emisi.

Oleh karena itu, mereka harus menghitung emisi karbon yang dihasilkan selama perjalanan menggunakan carbon footprint calculator khusus pendakian. Mapala UI mengembangkan teknologi ini berpedoman pada World Resources Institute (WRI), Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), dan referensi lain sesuai kebutuhan masing-masing parameter.

Teknologi ini dirancang agar dapat menghitung keseluruhan emisi karbon yang dihasilkan dengan memperhatikan parameter tiap variabel, seperti makanan, bahan bakar masak, dan pembukaan jalur di hutan. Kalkulator jejak karbon khusus pendakian ini akan dipublikasikan dalam bentuk situs website agar nantinya dapat digunakan para pendaki di seluruh Indonesia.

Setelah dihitung, Mapala UI akan membayar emisi karbon yang dihasilkan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas emisi tersebut. Pihaknya menggandeng aplikasi Jejak.In sebagai penyedia jasa carbon offsetting dan memilih menanam bakau sebagai cara membayar utang karbon mereka. Bakau dipilih karena mampu menyerap karbon 4–5 kali lebih banyak dibandingkan pohon lain.

Lewat aktivitas pendakian ini diharapkan dapat membangkitkan geliat pariwisata pascapandemi di Kabupaten Sintang karena dibukanya jalur baru. Dalam pembukaan jalur pendakian baru di Bukit Raya, tim pendaki harus menerapkan kemampuan bernavigasi darat yang sebelumnya telah dilatih selama 6 bulan.

Pendakian dilakukan dari Desa Rantau Malam hingga ke puncak Gunung Bukit Raya dan kembali lagi ke Desa Rantau Malam, dengan total jarak tempuh 69 km. Pada 10 km pertama dari titik keberangkatan hingga checkpoint ke-2, tim pendaki mengikuti jalur yang sudah terbuka. Lalu, 22 km selanjutnya, tim membuka jalur baru.

Puncak Kakam merupakan titik paling tinggi di Kalimantan dan menjadi salah satu puncak Seven Summits of Indonesia. Jalur yang dilewati tim pendaki berupa hutan rapat yang masih dipenuhi fauna endemik Kalimantan, seperti burung enggang, dan vegetasi berupa pepohonan berdiameter lebih dari 2 meter.

Selama 9 hari pendakian, hanya sehari mereka diguyur hujan. Di hutan tropis Kalimantan, mereka rawan terkena serangan hewan, seperti lintah, pacet bahkan penyakit kulit seperti kutu air, namun mereka mengantisipasinya dengan mengenakan  pakaian berlengan panjang berbahan quick dry.

Dalam project ini, Mapala UI juga menginisiasi proyek sosial Pojok Literasi di Desa Rantau Malam, Kabupaten Sintang, sebagai upaya untuk menunjukkan kepedulian terhadap peningkatan literasi anak di daerah. Proyek yang bekerja sama dengan PT Gramedia Asri Media dan Perpustakaan Nasional ini dilaksanakan dengan membangun pojok baca di SDN 20 Rantau Malam yang saat ini masih belum memiliki perpustakaan.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari beberapa pihak, seperti Pemerintah Kabupaten Sintang, Kodam XII Tanjungpura, Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, Dinas Jasmani Militer Angkatan Darat, Kelompok Pendaki Fit@Fifty, PT Sha Solo, PT Gramedia Asri Media, Perpustakaan Nasional RI, serta rekan-rekan Mapala Universitas Tanjungpura dan Kompas Universitas Kapuas Sintang.

“Selain mengampanyekan pendakian netral karbon kepada para pendaki, saya berharap kegiatan ini dapat memperkaya aset pariwisata alam Kabupaten Sintang dan mampu menarik para wisatawan untuk berkunjung sehingga ekonomi daerah tersebut dapat terangkat,” kata Ketua Mapala UI, Magkma.

Related Posts