Tim UI Peduli Banten yang berada di bawah koordinasi Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI) mengembangkan Tangki Septik Tepat Guna untuk dimanfaatkan sebagai fasilitas MCK umum bagi warga di Hunian Sementara (Huntara) Bukit Pasir Malang, Desa Sumberjaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten.
Dosen FTUI Dr. Cindy Rianti Priadi menggagas program tersebut dan terjun langsung bersama kedua mahasiswanya dan tim dari Huntara untuk membangun fasilitas MCK (Mandi Cuci Kakus).
Hunian Sementara (Huntara) di Bukit Pasir Malang, Desa Sumberjaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten merupakan salah satu Huntara yang saat ini digunakan oleh masyarakat korban tsunami Banten untuk bernaung.
Salah satu kebutuhan dasar masyarakat tersebut masih terganggu karena fasilitas MCK khususnya Tangki Septik yang terus meluber dan tidak dapat digunakan.
Saat tim UI Peduli Banten melakukan survei, Koordinator Huntara Bapak Jamal menuturkan, “Kondisi salah satu tangki septik kami adalah airnya sudah meluber, berarti di dalam sudah penuh, dan sepertinya di dalam tangki ini tidak ada pengolahannya, dan hanya dibuat seperti bak, kadang kalau warga pakai untuk BAB airnya merembes ke samping dan kotorannya sering keluar.”
Berangkat dari permasalahan tersebut, tim UI Peduli Banten segera memberikan solusi tepat guna bagi warga setempat. “Tim UI Peduli Banten membuat tangki septik dengan media terlekat berupa bio ball dan batu karang sebagai tempat tinggal bakteri pengurai air limbah. Ukuran Tangki Septik yang dibuat juga lebih besar dari ukuran sebelumnya guna menampung lebih banyak air limbah dari MCK. Kapasitas Tangki Septik adalah 4,5 m3 dengan jumlah sebanyak 3 unit, yang dapat menampung air limbah dari lebih dari 100 KK setiap harinya,” ujar Dr. Cindy.
Setelah dilakukan monitoring dan evaluasi selama 1 bulan setelah pemasangan, tangki septik tidak lagi mengeluarkan air rembesan dan kotoran.
Laporan dari Koordinator Huntara menyebutkan bahwa semakin banyak warga yang mau menggunakan Toilet untuk BAB. Efisiensi pengolahan untuk parameter seperti amonia, nitrit, dan nitrat juga besar, yaitu lebih dari 30%.