id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Melihat Keberagaman dari Perspektif Positif

img_4097

Bagaimana paradigma kita tentang keberagaman? Apa itu Kebhinekaan?

Hal tersebut menjadi isu yang disampaikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin dalam acara “Merawat Indonesia, Peran Universitas dalam Menjaga Kebhinekaan” yang berlangsung Kamis (24/11/2016) di Fakultas Psikologi UI.

Kebhinekaan, menurut Lukman, telah menjadi semboyan hidup bangsa Indonesia. Semboyan ini sudah sejak lama dijadikan pegangan oleh pendahulu-pendahulu kita.

Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang religius. Apapun etnis, suku bangsa, domisili, nilai-nilai agama selalu dijunjung tinggi. Dalam banyak kitab suci, lanjutnya, disebutkan juga bahwa manusia adalah makhluk yang terbaik.

“Keragaman itu demi kebaikan umat manusia sendiri. Saling bersinergi, harus dimaknai dari perspektif yang positif. Karena keragamanlah maka kita harus saling berintegrasi,” kata Lukman.

Namun, manusia tetaplah makhluk yang terbatas. Manusia memiliki keterbatasan memahami seluruh pendapat Tuhan secara sempurna. Keterbatasan itulah, yang akhirnya menjadikan munculnya keberagaman. Keberagaman bermanfaat agar manusia bisa saling mengisi dan melengkapi.

“Dilihat dari perspektif agama, inilah cara Tuhan memberikan berkahnya kepada kita, umat manusia,” lanjut Lukman.

Pendapat tersebut juga sejalan dengan yang disampaikan Pengajar Fakultas Psikologi UI, Dr. Bagus Takwin. Universitas, kata dia, mempunyai peran dalam menjaga kebhinekaan. Universitas menurutnya harus mampu bertahan dalam pasang surut dan arus deras dunia, tidak hanyut dan mampu membawa masyarakat menemukan jalan yang tepat.

Keberagaman pikiran dan pendapat menjadi sumber dari alternatif-alternatif pengetahuan yang dapat dihasilkan universitas.

“Kebhinekaan pikiran membiasakan civitas akademika untuk berhadapan dengan situasi yang kompleks dan menemukan benang merah dari kompleksitas itu,” ujar Bagus.

Selain Bagus Takwin, hadir juga pembicara lainnya seperti Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia Arief Budhy Hardono, Kepala Lembaga Demografi Universitas Indonesia Turro Wongkaren, Ph.D., dan Pengajar Departemen Filsafat FIB UI Gadis Arivia.

Penulis : R. A. Khairun Nisa

Related Posts