id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Mempelajari Tren Organisasi Masa Depan

comp0289

Kamis (15/10/2015), Direktorat Sumber Daya Manusia UI menggelar sesi diskusi “Leadership Talk” yang mengangkat tema “Future of Work.” Hadir sebagai pembicara dalam sesi tersebut CEO General Electric (GE), Handri Satriago.

Dalam sesi diskusi tersebut Handri Santriago berbagi tips agar suatu perusahaan, organisasi, atau institusi dapat menghadapi tantangan dan beradaptasi di tengah perubahan dunia yang semakin dinamis dan terkoneksi dengan perkembangan media sosial yang semakin cepat. Ia juga berbagi kisah-kisah pribadinya mengenai kepemimpinannya di GE.

Menurutnya ada tiga tren saat ini yang harus disadari oleh institusi atau perusahaan agar bisa bertahan dan berkembang. Pertama, kenyataan bahwa saat ini dunia penuh dengan ketidakpastian. Era teknologi telah banyak membawa perubahan bagi dunia saat ini. Kecepatan penyampaian informasi bisa berlangsung dalam hitungan detik melalui media sosial di smartphone, begitu juga dengan perubahan tren yang berlangsung cepat.

Semua ini menjadikan ketidakpastian seakan menjadi suatu keniscayaan di era ini. Siapa sangka telepon genggam kini menjadi suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari manusia modern? Siapa sangka perusahaan sebesar Nokia dan Blackberry bisa ambruk hanya karena perubahan tren? Siapa yang menyangka negara sebesar Yunani bisa bangkrut?

Untuk itu, Handri menyatakan bahwa yang dibutuhkan sekarang adalah perusahaan dan individu yang bisa fleksibel, adaptif dan mempunyai integritas dalam menghadapi ketidakpastian dan perubahan. Bukan lagi individu-individu atau korporasi yang anti perubahan dan perkembangan.

Tren kedua adalah globalisasi. Saat ini, semua negara terkoneksi satu sama lain. Apa yang terjadi pada satu bagian negara, akan berpengaruh pada negara lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ia mencontohkan krisis Yunani. Apa yang terjadi di Yunani ternyata bahkan mempunyai efek ke perekonomian Indonesia, yang notabene neraca perdaganang Indonesia dengan Yunani cukup kecil Efek saling mempengaruhi ini akan semakin terasa bila nanti kita sudah berada di Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Sebuah institusi yang baik dan individu yang ingin tetap kompetitif, lanjut Handri, harus sadar bahwa saat ini semuanya saling terkoneksi. Peluang terbuka lebar, namun juga semakin membuat kita harus meningkatkan standar, baik di tingkat individu maupun institusi agar tetap bertahan di tengah persaingan global ini.

Terakhir, perdagangan dunia yang paling menguntungkan tidak lagi didominasi dengan perdagangan yang berbasis jasa dan komoditi. Justru yang berkembang dan mendapat keuntungan paling besar saat ini adalah perusahaan-perusahaan digital yang berbasis data dan ide.

Handri mencontohkan bahwa Top 10 perusahaan dengan revenue terbesar saat ini justru didominasi perusahaan-perusahaan digital yang tidak mempunyai komoditi yang mereka jual. Uber adalah perusahaan taksi terbesar yang tidak mempunyai satupun armada taksi, AirBnB adalah perusahaan penyewaan kamar hotel terbesar saat ini yang bahkan tidak mempunyai hotel satupun.

Begitu pula dengan Facebook. Contoh paling anyar di Indonesia adalah berkembangnya Go-Jek saat ini. Ini semua adalah perusahaan-perusahaan yang memulai usahanya dengan sebuah ide yang out of the box, dan mengkapitalisasinya melalui media digital.

Inilah bukti bahwa ide saat ini amat bernilai besar bagi perusahaan. Perusahaan atau organisasi yang mampu melahirkan individu-individu yang berpikir “why not”, kritis, dan kreatif adalah perusahaan yang akan mampu bersaing kompetitif di era modern ini.

Penulis : Wanda Ayu

Related Posts

Leave a Reply