id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Memperkenalkan Perencanaan Keuangan Pribadi yang Efektif

ekonomi-indonesia

Ketika seseorang telah memiliki nilai ekonomi, yang diwujudkan lewat besar pendapatan yang diperoleh, nilai ekonomi tersebut menjadi sia-sia jika tidak diikuti dengan pengaturan dan perencanaan keuangan yang baik. Bayangkan saja, penghasilan yang diperoleh hanya dihabiskan untuk keperluan saat ini tanpa mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan di masa depan. Apa yang kira-kira akan terjadi? Apakah ketika uang Anda habis, secara sederhana, uang akan ‘turun dari langit’ untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita yang begitu banyak? Kebutuhan, atau keinginankah yang tak terbendung?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut pasti sering terlintas di benak Anda, namun hanya sambil lalu saja karena Anda tidak benar-benar paham bagaimana menjawabnya. Menjawab hal ini, Management Student Society Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI (MSS FEB UI) memberikan penjelasan tentang perencanaan keuangan pribadi lewat Workshop “Smart Financial Planning” yang diselenggarakan pada Kamis (17/09/2015) di Aula Student Center FEB UI. Menghadirkan Redaktur Majalah Gatra G. A. Guritno, yang memoderatori pemaparan financial planning oleh Presiden Direktur PT Cerdas Keuangan Indonesia Mohamad Andoko dan Yudhi Setiadi selaku ahli asuransi CIMB.

Nasib dan takdir adalah dua hal yang berbeda. Nasib masih bisa diubah dan arah perubahannya tergantung sikap masing-masing orang. Analogi yang tepat menggambarkan situasi ‘kaya’. Andoko melihat bahwa pola konsumsi masyarakat saat ini tidak serta merta berdasarkan kebutuhan, justru cenderung dikuasai nafsu keinginan. Hal itu berujung pada apa yang sering disebut dengan konsumerisme, bagaimana masyarakat mengonsumsi sesuatu bukan karena kebutuhan tapi karena pengaruh sosial. Oleh karena itu, setiap orang perlu menerapkan sistem financial planning yang tepat dan sesuai.

Financial planning merupakan sebuah pendekatan komprehensif tentang mengevaluasi situasi finansial masing-masing orang saat ini dan di masa depan melalui manajemen terintegrasi. Area financial planning mencakup manajemen cash flow, debt management, education management, insurance management, investment management, estate, dan tax planning. Kecerdasan finansial sebenarnya banyak tergantung oleh kebiasaan, sedikit tergantung oleh pengetahuan. Masalah yang perlu dilihat di awal adalah ‘tidak punya uang’ dan penggunaan uang.
Dalam ranah penggunaan uang, perlu disadari pentingnya berinvestasi, tidak sekadar mengahabiskan persediaan uang yang dimiliki. Investasi berarti menunda konsumsi saat ini untuk masa depan yang lebih besar. Bagi mahasiswa, investasi kecil-kecilan dengan mudah dapat dilakukan, misalnya, membuka usaha atau bisnis kolektif. Selain itu, persediaan uang yang dimiliki perlu ditabung, idealnya minimal 10 persen dari total perolehan uang saku per bulan. Manajemen asuransi jiwa juga hadir memberi pilihan, utamanya bagi yang memikirkan risiko tak terduga, dan menjadi sarana alokasi penghasilan saat ini untuk kebaikan yang lebih besar.

Untuk menempuh proses perencanaan keuangan yang baik, setiap orang perlu memahami kondisi keuangannya sekarang, positif atau negatif. Jika negatif (pengeluaran selalu lebih dari uang saku yang diberikan), segera perbaiki, misal mencari pekerjaan tambahan sebagai pengajar, menyalurkan hobi, atau berbisnis. Setelah itu, tentukan tujuan dan susun rencana tindakan, kemudian lakukan. Financial mindset perlu ditanamkan untuk mencapai literasi keuangan, misal berkaitan dengan kebiasaan. Seperti kata Prof. Roy Sembel, “knowledge without correct habit is powerless.”

Penulis: Ayu Larasati

Related Posts