Wabah penyakit menular adalah masalah bagi semua manusia. Virus Zika, epidemi yang merebak luas di Brazil dan kini sudah sampai di Korea Selatan, merupakan contoh terbaru bagaimana munculnya penyakit menular bisa dengan mudah meloncati batas geografis.
Itu sebabnya koordinasi komunitas internasional untuk mencegah penyebaran penyakit menular sangat diperlukan.
Hal tersebut disampaikan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE saat memberikan kuliah umum Kamis (24/3/2016), di Auditorium Rumpun Ilmu Kesehatan, Kampus UI Depok.
Guru Besar Fakultas Kedokteran UI ini menyampaikan pentingnya International Health Regulations (IHR) sebagai instrumen penanganan penyakit menular ke hadapan puluhan mahasiswa rumpun ilmu kesehatan UI.
Memelajari IHR yang isinya peraturan melulu memang bukan hal mudah. Namun hakikatnya IHR bertujuan membendung penyebaran penyakit lebih luas.
“Pada 2003 di Guangdong seorang warga Tiongkok terjangkit SARS. Dalam sebulan saja penyakit itu menjalar hingga 249 kasus di dunia,” ujar Tjandra.
Faktor non-medis berperan krusial dalam merespon kejadian epidemi. Komunikasi antarlini dan infrastruktur misalnya.
“Kalau virus Ebola terjadi di Eropa mungkin jumlah kornanya tak akan sebanyak di Afrika. Terlalu banyak faktor yang menentukan penyebaran suatu penyakit,” Tjandra menjelaskan.
Segala hal baik medis dan non-medis telah diatur dalam IHR.
IHR sepanjang sejarahnya memiliki dua versi. Pertama edisi 1969 dan 2005. Di edisi awal IHR hanya menggolongkan segelintir sumber penyakit menular: kolera, demam kuning, dan pes.
Sementara, IHR 2005 menempatkan semua sumber penyakit menular entah itu patogen, bahan kimia, dll.
Sebagai aksi pencegahan lebih jauh sesuai pedoman di IHR, Tjandra yang kini menjabat koordinator kawasan WHO untuk ASEAN, dan pakar patogen sedunia ini telah memperkirakan calon penyakit menular di masa mendatang.
Di antaranya adalah demam hemorrhagic crimea congo, ebola, demam lasse, dan nipah. Deteksi dini ini, kata dia, diharapkan bisa mencegah penyebaran penyakit yang bisa melumpuhkan sendi kehidulan masyarakat dunia.