id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Menilik Implikasi Perdagangan Bebas terhadap Petani Lokal di Indonesia

promdok fisip2

Kesepakatan perdagangan bebas turut berimbas pada perekonomian masyarakat. Salah satu yang terkena implikasinya adalah kelompok petani yang menjadi produsen komoditas bagi pasar dalam negeri.

Kesepakatan perdagangan bebas antar-negara memiliki implikasi positif, antara lain terbukanya lapangan kerja, tumbuhnya ekonomi, hingga pengentasan kemiskinan.

Namun, implikasi positif tersebut belum dirasakan secara menyeluruh oleh petani di Indonesia. Di beberapa daerah, masih terdapat petani yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Demi mengetahui implikasi tersebut, Marsudi, mahasiswa Program Doktoral Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI, menjadikan topik bahasan mengenai imbas perdagangan bebas terhadap keadaan petani lokal dalam disertasi doktoralnya yang berjudul Perdagangan Bebas dan Implikasinya Bagi Kemiskinan Petani Lokal di Indonesia.

Disertasi tersebut diujikan pada sidang promosi doktor pada Senin (20/6/2016) dan bertempat di Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI.

Dalam disertasinya, Marsudi mengambil studi kasus pada masyarakat Desa Pasir Telaga yang berprofesi sebagai petani.

Ia mengajukan beberapa pertanyaan penelitian, antara lain bagaimana gambaran kemiskinan petani dan bagaimana implikasi perdagangan bebas bagi petani di Desa Pasir Telaga.

Marsudi menggunakan beberapa kerangka teori dalam disertasi ini. Teori tersebut antara lain Teori Jebakan Kekurangan (Deprivation Trao Theory) oleh Robert Chambers (1987), Teori Lingkaran Setan Kemiskinan (Vicious Circle of Poverty Theory) oleh Ragnar Nurkse (1953) serta Teori Dependensi dari Theotonio Dos Santos.

Selain teori, disertasi ini juga menggunakan dua konsep yaitu Konsep Perdagangan Bebas dan Konsep Pasar.

Dari hasil penelitian ini, Marsudi menyimpulkan beberapa hal. Pertama, petani di Desa Pasir Telaga masuk ke dalam kategori miskin. Mereka adalah kelompok buruh tani, petani penggarap, petani pemilik dan petani penyewa.

Sebab utama kemiskinan petani padi tersebut adalah minimnya pendapatan petani yang berimplikasi pada rendahnya kemampuan petani dalam memenuhi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan.

Selain itu, secara praktikal Marsudi menyimpulkan bahwa implikasi positif yang diharapkan terjadi dari kesepakatan perdagangan bebas belumlah terlihat bagi petani di Desa Pasir Telaga.

Hal tersebut terlihat dari akses pasar, permintaan pasar, produktivitas petani maupun efisiensi biaya produksi yang belum mengalami perubahan signifikan dalam lima musim tanam terakhir.

Sumber : fisip.ui.ac.id

Related Posts