id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Menyederhanakan Pembuatan Nanomaterial dengan Teknik “Self Assembly”

nanomaterial

Beberapa tahun terakhir ini nanoteknologi telah berkembang sangat pesat dan menarik banyak perhatian dari kalangan peneliti dan industri di seluruh dunia.

Nanomaterial sangat menarik karena hasil akhirnya memiliki sifat yang sangat berbeda dari material sejenis yang berada dalam ukuran besar.

Nanomaterial terdiri dari nanopartikel, yaitu sekelompok atom atau molekul yang berukuran 1-100 nm.

Ukuran partikelnya yang sangat kecil memberikan keuntungan yang signifikan, yaitu peningkatan besarnya luas permukaan partikel yang nantinya akan menyebabkan peningkatan laju reaksi yang terjadi pada permukaan material.

Dimensi kecil nanomaterial juga menyebabkan terbentuknya sifat dan fungsi yang baru yang berbeda dari bahan utama atau malah memperkuat sifat-sifat dari bahan utama tersebut.

Penguasaan teknologi nanopartikel mampu mengubah materi-materi yang sukar larut, sulit diabsorsi, dan zat biologis aktif yang labil menjadi materi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan.

Nanomaterial dapat dibuat dengan memotong struktur makro untuk skala nano (pendekatan top-dow)  atau dengan merakit struktur dari atom dan molekul (pendekatan bottom-up).

Namun, kedua teknik ini tidak dapat dilakukan dengan mudah karena melibatkan zat pereduksi kimia dan proses fisika yang cukup rumit.

Ridla Bakri, yang pada Rabu (31/8/2016) ditetapkan menjadi Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Kimia UI mencoba memaparkan cara baru yang lebih sederhana dalam pembuatan nanomaterial, yaitu dengan teknik self assembly.

Self assembly adalah fenomena di mana komponen-komponen dari suatu sistem merakit diri sendiri dengan spontan melalui suatu interaksi untuk membentuk suatu unit yang lebih besar.

Proses self assembly dapat terjadi dengan spontan di alam, misalnya dalam sel dan sistem biologi lainnya.

Teknik ini menekankan pada kemampuan molekul-molekul sederhana untuk merakit diri sendiri untuk kemudian membentuk supramolekul yang baru, mirip dengan proses pendekatan bottom-up.

Untuk mengarahkan pembentukan supramolekul ini biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu internal dan eksternal.

Internal dilakukan dengan cara merubah bentuk partikel dengan menambah gugus fungsi pada molekul dasar, pelarut, pH, atau apapun yang berkaitan langsung dengan interaksi molekul.

Sementara, eksternal dilakukan dengan cara memberikan medan listrik dan medan magnit sehingga memaksa molekul-molekul tersebur membentuk suatu rantai ikatan.

Teknik ini merupakan jembatan dari dua rekayasa nanomaterial yang telah disebutkan sebelumnya, dengan proses yang lebih murah dan persen keberhasilan yang lebih tinggi.

Tantangan terbesar dari teknik self assembly ini adalah bagaimana menjaga dan mengatur agar pembentukan supramolekul terarah seperti yang diinginkan, karena proses ini secara garis besar terjadi tanpa campur tangan manusia.

Penulis : Wanda Ayu

Related Posts