id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

100 Tahun FHUI: Melahirkan Pemimpin Hukum Unggul

Depok, 5 November 2024. Selama satu abad, Fakultas Hukum (FH) Universitas Indonesia (UI) telah berkontribusi bagi kemajuan bangsa dengan menghasilkan lulusan yang unggul di bidang akademik maupun dalam bidang praktik hukum. Banyak tokoh terkemuka di bidang hukum Indonesia lahir dari fakultas ini. Sebagian di antara mereka adalah Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, M.Sc., Menteri Koordinator bidang Hukum dan HAM, Imigrasi dan Kemasyarakatan RI; Prof. Dr. Todung Mulya Lubis., S.H., LL.M., Duta Besar RI untuk Norwegia (2018-2023); Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie., S.H., Hakim Mahkamah Konstitusi RI (2003-2008) dan Prof. Hikmahanto Juwana.,S.H., LL.M., Ph.D., Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani.

Sebagai pelopor pendidikan tinggi hukum di Indonesia, keunggulan FHUI diakui secara internasional, yang dibuktikan dengan diraihnya peringkat 201–250 dunia versi Times Higher Education (THE) World University Rankings (WUR) 2024 by Subject dan peringkat 151–200 dunia versi Quacquarelli Symonds (QS) WUR by Subject 2024. Pada puncak perayaan Dies Natalis ke-100 FHUI yang berlangsung di Balai Sidang UI pada Senin (28/10) lalu, Plt. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA, mengapresiasi keberhasilan FHUI dalam mempertahankan posisinya sebagai sekolah hukum teratas di Indonesia. Menurutnya, pencapaian ini merupakan hasil dedikasi seluruh sivitas akademika dan alumni yang terus berupaya menjaga posisi UI di kancah global.

Dalam perayaan tersebut, FHUI menghadirkan pemikir hukum terkemuka dari Belanda, Rogier Chorus, yang membahas pemikiran Paul Scholten, dekan pertama Rechtshoogeschool te Batavia—pendahulu FHUI. Scholten dipandang sebagai pemikir yang menekankan hukum sebagai ilmu hidup yang berhubungan erat dengan konteks sosial dan budaya. Filosofinya masih menjadi dasar pendidikan hukum di FHUI hingga saat ini, menjadikan fakultas ini sebagai pusat pendidikan hukum terdepan di Asia Tenggara.

Untuk menandai sejarah panjang pendidikan hukum di Indonesia, FHUI meluncurkan buku 100 Tahun Pendidikan Tinggi Hukum di Indonesia, yang ditulis oleh 19 tokoh hukum terkemuka. Buku ini membahas kontribusi akademisi, praktisi, dan aktivis yang berjuang untuk keadilan sosial, lingkungan, dan hak asasi manusia. Selain itu, peringatan ini juga ditandai dengan peluncuran perangko edisi khusus 100 tahun FHUI yang diinisiasi oleh alumni FHUI angkatan 1972.

Dalam rangkaian acara, penghargaan Dharma Justicia diberikan kepada alumni yang memberikan kontribusi besar bagi pendidikan hukum di Indonesia, seperti Prof. Dr. Mr. R. Soepomo, Prof. Mr. Djokosoetono, S.H., Prof. Dr. H. Adnan Buyung Nasution, S.H., LL.M., dan Prof. Erman Rajagukguk, S.H., LL.M., Ph.D. Penghargaan ini mencakup patung Prof. Soepomo di gedung Integrated Laboratory and Research Center (ILRC) FHUI sebagai penghormatan atas jasanya dalam merumuskan dasar hukum negara. Beberapa lembaga beasiswa juga didirikan, seperti Djokosoetono Scholarship untuk mahasiswa berprestasi dan Bang Buyung Grace yang mendukung program pengabdian masyarakat.

Dekan FHUI, Dr. Parulian Paidi Aritonang, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan bagian dari komitmen fakultas untuk mencetak pemimpin hukum berintegritas yang siap menghadapi tantangan masa depan. Dia mengajak semua pihak untuk menjadikan peringatan 100 tahun ini sebagai pijakan dalam mengembangkan pendidikan hukum yang mengintegrasikan teori, praktik, dan semangat keadilan. Sebagai bagian dari Universitas Indonesia, FHUI mendukung visi kampus untuk menjadi universitas yang inklusif, toleran, unggul, dan mandiri, yang berfokus pada pengembangan keadilan sosial dan pendidikan berkualitas tinggi untuk semua lapisan masyarakat.

Related Posts