id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

National Folklore Festival, Pemuda Hidupi Budaya

20160308_142949_Night

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) kembali menyelenggarakan festival budaya terbesar di lingkungan UI, National Folklore Festival.

Acara tersebut berlangsung pada 8—11 Maret 2016 di Auditorium Gedung IX Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB UI).

Mengusung tema “Sanskardhani”, yang dalam bahasa Sanskrit berarti “hidup dalam budaya”, festival budaya tersebut berupaya meningkatkan kesadaran pemuda untuk selalu menjaga budaya bangsanya lewat kompetisi paduan suara dan tarian daerah.

Kompetisi paduan suara terbagi menjadi dua kategori, yaitu kategori mahasiswa dan umum (paduan suara A) yang berlangsung pada 8 Maret 2016 dan SMA (paduan suara B) yang akan dilangsungkan pada 11 Maret 2016.

Sementara itu, kompetisi tarian daerah dapat dinikmati pada 10 Maret 2016. Total peserta hampir mencapai angka 60 tim untuk semua kategori dan dihimpun dari berbagai wilayah di Indonesia.

National Folklore Festival dimulai sejak tahun 2005 di bawah kepengurusan Apresiasi Seni dan Budaya (Apresbud) Senat Mahasiswa FEB UI.

Pada dasarnya, National Folklore Festival didirikan untuk memberi wadah bagi para pemuda dalam melestarikan budaya bangsa Indonesia.

Kompetisi paduan suara B yang telah diselenggarakan pada Selasa lalu (8/3/2016), mengundang tiga juri untuk menilai kepiawaian 20 kontestan, di antaranya adalah tim conductor dan deputy chorus director Paragita UI Agus Yuwono dan Irzam Rajasa Dastriansyah, serta salah satu penyanyi sopran terbaik Indonesia sekaligus chorus director dan principal conductor Paragita UI Aning Katamsi.

Di akhir acara, dengan skor 949,66, Paduan Suara Universitas Pancasila berhasil menyabet piala kemenangan, disusul oleh Gransonido Chamber Choir sebagai pemenang kedua dan Gema Swara Pesona STP Trisakti di posisi ketiga.

Ketua pelaksana 10th National Folklore Festival FEB UI, Muhammad Nauval, mengatakan bahwa “Sanskardhani” tidak diperoleh sekadar dari keinginan untuk melaju dalam mempertahankan budaya Indonesia, melainkan juga sebagai bentuk kepedulian akan kondisi budaya Indonesia di tengah derasnya arus budaya asing yang bergaung di berbagai penjuru.

“Persiapan acara dimulai sejak Agustus 2015. Menjadi tantangan sendiri bagi kami dalam mengumpulkan peserta dengan misi mengingatkan pemuda untuk terus mencintai dan menjaga budaya Indonesia,” kata Nauval.
Penulis: Ayu Larasati

Related Posts

Leave a Reply