id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Obati Karies Gigi dan Gigi Berlubang, Ratusan Mahasiswa FKG UI Kerja Sosial di Bangka Belitung

fkg1

Sebanyak 110 mahasiswa dan 30 dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) menggelar kegiatan sosial bertajuk Kerja Sosial (Kersos) FKG UI 2016 “Bersatu Mengabdi Sehatkan Negeri”.

Kersos FKG UI ini berlangsung selama seminggu sejak 24 Juli hingga 30 Juli 2016 di empat desa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kegiatan yang terselenggara atas kerjasama BEM FKG UI, ICDE (Integrated Continuing Dental Education) FKG UI serta Persatuan Dokter Gigi Indonesia cabang Bangka dan Belitung ini dilaksanakan di empat titik pelayanan, yaitu Desa Sarangmandi, Kecamatan Sungai Selan, Kabupaten Bangka Tengah; Desa Bencah, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan; Desa Keciput Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung dan Desa Baru, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur.

Pelayanan kesehatan yang diberikan berupa Pengobatan Gigi dan Mulut dengan target 1000 orang dewasa dan anak; Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut serta Kesehatan Umum dengan sasaran 1000 anak dan 400 dewasa serta Sirkumsisi atau sunat dengan target 100 orang anak dan Seminar Kedokteran Gigi.

fkg

Kegiatan ini dilatarbelakangi atas bentuk kepedulian para mahasiswa FKG UI akan permasalahan penyakit gigi dan mulut yang  terjadi di masyarakat seperti karies gigi dan gigi berlubang.

Lebih lanjut, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan  prevalensi masalah penyakit gigi dan mulut di Indonesia meningkat dari 23,2% pada tahun 2007 menjadi 25,9% pada tahun 2013.

Pemilihan Bangka Belitung didasarkan pada Riskesdas 2013 yang menyatakan bahwa Indeks DMFT atau Tingkat Kerusakan Gigi Provinsi Bangka Belitung adalah 8,5 atau ± 9 gigi per orang mengalami kerusakan. Indeks tersebut adalah angka tertinggi di Indonesia.

Selain itu, jumlah tenaga kesehatan dokter gigi di provinsi ini belum mencapai target indikator Indonesia Sehat. Rasio Dokter Gigi yang melayani di Bangka Belitung hanya 5 dokter gigi per 100.000 penduduk, dengan angka ideal adalah 11 dokter gigi per 100.000 penduduk.

Dekan FKG UI Dr. Yosi Kusuma Eriwati, drg. M.Si. menyampaikan “Diharapkan upaya yang dilakukan oleh para mahasiswa dan dosen FKG UI ini dapat membawa perubahan lebih baik pada kesehatan gigi dan mulut masyarakat Bangka Belitung. Selain itu, terjadi keberlanjutan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut di tengah-tengah masyararat sejak dini.”

Yosi menambahkan bahwa dirinya sangat mendukung pelaksanaan Kersos 2016 karena sejalan dengan misi FKG UI untuk menghasilkan dan mengamalkan karya penelitian teknologi kedokteran gigi dan mewujudkan pelayanan kedokteran gigi yang berkualitas.

Temuan-temuan terkait kesehatan dan permasalahan gigi dan mulut di lapangan juga akan disampaikan kepada pemerintah daerah guna memperoleh penanganan yang berkesinambungan.

Ketua Kersos FKG UI 2016 Luluk Latifa Ayu Leonita menyampaikan “Pelaksanaan sampai hari ini (27/7) cukup lancar dan antusiasme masyarakat setempat sangat baik. Mereka beramai-ramai menghadiri lokasi pengobatan gratis dan seminar kesehatan. Sejauh ini, pelaksanaan di Kabupaten Bangka Tengah telah melampaui target dan ketersediaan obat-obatan masih cukup memadai. Masyarakat memperoleh tindakan cabut, tambal dan pre-medikasi atau perawatan. Tindakan dilakukan langsung oleh mahasiswa FKG UI yang tengah menjalani pendidikan profesi dan diawasi oleh para dosen. Kami berharap kegiatan ini dapat berjalan lancar hingga penutupan pada 29 Juli 2016 dan dapat memberikan manfaat dan berdampak jangka panjang bagi masyarakat.”

Kersos FKG UI merupakan bentuk kontribusi aktif sivitas akademika FKG UI bagi masyarakat Indonesia. Kegiatan ini telah terlaksana sejak 20 tahun yang lalu dan dijalankan secara berkala setiap dua tahun sekali. Kersos FKG UI menyediakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk daerah-daerah di Indonesia yang memerlukan bantuan dalam bidang pelayanan kesehatan gigi dan mulut, khususnya di luar Pulau Jawa.

Sebelum provinsi Bangka Belitung, Kersos FKG UI telah dilaksanakan di kota-kota lainnya di Indonesia seperti Padang, Pontianak, Banjarmasin, Lombok, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.

Penulis : Egia Tarigan

Related Posts