Menteri Pembangunan Strategis dan Kerja Sama Nordik Swedia Kristina Persson memberikan kuliah umum tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan yang berbasis ekologi.
Dalam ceramahnya, Kamis (14/11/2015) di Perpustakaan UI, Kristina menekankan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Berdasarkan pengalaman Swedia, alasan tersebut menguat karena lingkungan bukan hanya tempat manusia hidup tapi juga penentu kebijakan ekonomi suatu negara. Swedia misalnya yang telah menerapkan aturan ketat tentang pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 2008, masyarakat Swedia menghasilkan karbon dioksida sekitar 5 metrik ton per kapita atau setara 5000 kilogram per orang. Jumlah itu turun drastis dari periode akhir akhir 1960-an yang mencapai 10 metrik per kapita.
Turunnya tren konsumsi karbon di Swedia terjadi karena mereka menyadari pentingnya keseimbangan dengan alam. Meski demikian Kristina bahkan masih menyebut capaian konsumsi emisi karbon Swedia masih kurang memuaskan. “Akan butuh 3,5 planet bumi dengan gaya hidup kita yang sekarang,” kata wanita yang telah bekerja untuk pemerintahan Swedia sejak 1971 itu.
Usaha terbaik Swedia dalam pembangunan berkelanjutan tersebut juga tercermin dari proyek penataan ulang kota Hammarby Sjöstad. Kota urban yang berada di Stockholm itu berhasil mengurangi penggunaan bahan bakar fosil secara drastis. Tak hanya itu, pengolahan air bersih, sampah, dan sistem angkutan massal telah dibentuk sedemikian rupa agar efisien dalam menyerap energi. Tak heran Hammarby menjadi kota urban ramah lingkungan yang sering dirujuk kota-kota lain di dunia.
Beda halnya dengan Swedia, Indonesia menghadapi masalah yang berbeda. Menurut pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI Ahmad Mubariq yang menjadi pembicara kedua di kuliah umum ini menyatakan Indonesia masih terlalu bergantung dengan sumber daya ekstraktif seperti minyak, gas, dan kelapa sawit. “Pemerintah terlena dengan pendapatan dari sektor itu. Padahal banyak sektor lain yang bisa digenjot,” ujar mantan direktur eksekutif WWF periode 2003-3009 itu.
Pada akhirnya Ahmad dan Kristina sepakat bahwa pembangunan berkelanjutan penting bagi semua negara. Meskipun pengendalian emisi karbon bergantung oleh kebijakan masing-masing negara, kerjasama mutlak diperlukan guna mencegah bencana akibat dari pemanasan global.
Penulis : Bintoro Agung S.