Depok, 24 Desember 2024. Content creator menjadi salah satu pekerjaan yang banyak diminati banyak orang saat ini, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Bahkan, content creator menjadi salah satu pekerjaan yang paling banyak dicari pada 2024 berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan. Berbagai platform media sosial yang terus berkembang membuat banyak orang mulai terjun ke dalam industri tersebut. Konten yang dibuat pun beragam, mulai dari konten kehidupan sehari-hari, storytelling, kuliner, fashion, edukasi, hiburan, dan lainnya.
Guna meningkatkan pengetahuan tentang penciptaan sebuah konten, Program Studi (Prodi) Penyiaran Multimedia, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan salah satu rangkaian seminar series Vocast Talks 2024 dengan menghadirkan Jerome Polin, seorang content creator dengan lebih dari sepuluh juta subscribers di YouTube. Bertajuk “Classroom with Jerome Polin: Cara Jitu Ngonten Mantappu”, seminar tersebut diadakan di Auditorium Vokasi UI beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan tersebut, Jerome menyampaikan bahwa sebelum mulai menciptakan konten, kreator perlu memikirkan tujuan dan nilai yang ingin dicapai dari konten tersebut. Berbagai trial and error pasti ditemukan saat perjalanan mengembangkan platform untuk berbagai konten, sehingga konsisten menjadi kunci utama.
Oleh sebab itu, dalam perjalanannya hingga mendapatkan sepuluh juta subscribers, Jerome mengaku tak luput dari tantangan dalam menciptakan konten di dalamnya. Menurutnya, konten terdiri dari copywrite, penyuntingan, desain grafis, pemasaran, tim, tools, serta kolaborasi. Ia mengatakan, “Ketika mengembangkan sebuah platform, kita perlu menciptakan personal branding terlebih dahulu. Beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam personal branding tersebut adalah audiens, keunikan, kekhasan, konsistensi, serta jejaring dan kolaborasi. Sederhananya, kalian mau dikenal seperti apa?.”
Lebih lanjut ia mengatakan, kualitas sebuah konten sama penting dengan kuantitasnya. Seringkali dampak dari komentar negatif audiens membuat content creator berhenti menciptakan konten. Jerome menyebutkan bahwa solusi terhadap hal tersebut adalah growth mindset.
“Dengan pola pikir yang berkembang, kita menjadikan berbagai komentar negatif tersebut sebagai kritik atau masukan terhadap konten yang kita buat. Saya berharap teman-teman bisa menghadapi komentar-komentar tersebut dengan bijak dan tidak membuat kalian berkecil hati,” kata Jerome.
Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D., mengatakan bahwa seminar ini memberikan banyak ilmu baru bagi peserta yang ingin belajar membuat konten kreatif atau yang sedang mengembangkan platform mereka. “Guna menjawab tantangan industri kreatif yang kian berkembang saat ini, saya yakin generasi z memiliki ide segar yang dapat dijadikan konten kreatif. Tentunya dengan memperhatikan norma yang berlaku, serta berdampak positif bagi masyarakat,” ujar Padang.